Beberapa siswa yang terlibat dalam FSY 2023. Mereka berasal dari sekolah di Kawasan Kotabaru.

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Hadirkan Festival Sastra Yogyakarta 2023, Angkat Tema ‘Sila’  

Seputar Jogjakarta

YOGYAKARTA – Festival Sastra Yogyakarta (FSY) kembali digelar pada tahun 2023. Melanjutkan gelaran FSY pertama kali tahun 2022, FSY tahun 2023 ini memilih tema ‘Sila’ dan akan digelar di Kawasan Kotabaru, bertepatan dengan Bulan Bahasa di bulan Oktober ini.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti SSos MM menjelaskan, KotaYogyakarta sebagai kota yang dalam sejarahnya berulang kali mengalami berbagai peristiwa sastra, dianggap sebagai salah satu kiblat sastra di Indonesia. Pada tahun 2022, FSY mengangkat tema ‘Mulih’ berhasil menghadirkan kembali berbagai perayaan sastra pascapandemi, sekaligus memulangkan kembali semangat dan geliat sastra di Yogyakarta sebagai rumah sastra di Indonesia.

Baca juga :  Masuk Sekolah dan Kampus, Gelar Radio Sastra oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Disambut Meriah

“FSY 2023 melanjutkan festival pada tahun sebelumnya, yakni sebagai ruang pertemuan antarwarga sastra di Kota Yogyakarta. Sastrawan, pengarang, penulis, penikmat, media, warga, penjaja buku sastra, ilustrator sastra, situs, dan artefak sastra. Mereka adalah ekosistem yang kembali disasar untuk berkolaborasi dalam festival ini,” ungkap Yetti Martanti di ruang kerjanya, pekan lalu (20/10/2023).

Tahun 2023 ini, FSY mengusung tema ‘Sila,’ sebagai kesinambungan tema ‘Mulih’ pada tahun sebelumnya. ‘Sila’ mempunyai beragam pemaknaan. Dalam FSY 2023, ‘Sila’ dimaknai sebagai duduk bersila, kontemplatif, mendengar, dan melihat kedalaman, dengan harapan setelah ‘Mulih’, FSY 2023 mampu membaca ke dalam diri, untuk kemudian merefleksikan ke dalam bentuk-bentuk program dalam merayakan pertemuan sastra di Yogyakarta.

Salah satu gebrakan yang dilakukan FSY 2023 adalah “menghidupkan kembali” sayembara puisi yang pernah marak di kota Yogyakarta. Sayembara Puisi Nasional (SPN) merupakan program baru di FSY yang ternyata di luar dugaan dibanjiri oleh jumlah peserta.

Data yang dihimpun dari akun instagram resmi @festivalsastrayk, menunjukkan total terdapat lebih dari 3.700 karya puisi dari 1,236 orang partisipan yang mendaftarkan karyanya.

“Menunjukkan animo dan antusiasme yang besar dari masyarakat pecinta sastra di seluruh Indonesia, dari berbagai generasi. Tentu saja, ini di luar ekspektasi kami mendapat jumlah peserta sebanyak itu,” ungkap Yetti Martanti.

Kali ini, SPN yang dihadirkan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menghadirkan para dewan juri yang mumpuni. Ada nama-nama seperti Joko Pinurbo, Ramayda Akmal, Ni Made Purnamasari yang ditunjuk sebagai dewan juri.

Pada kesempatan ini, para dewan juri mengapresiasi atas jumlah peserta SPN yang mengikuti sayembara. Menuru mereka, jumlahnya termasuk sangat tinggi untuk kompetisi puisi di Indonesia.

Nantinya, pengumuman pemenang SPN akan digelar pada malam puncak penutupan FSY pada 28 Oktober 2023 di Kawasan Kotabaru.

Sementara itu, Paksi Raras Alit sebagai Ketua Tim Kreatif yang menggarap FSY 2023 mengatakan, pada tahun ke-2 ini, FSY semakin berkembang bentuknya dari segi jumlah program, mitra kolaborasi, dan keterlibatan masyarakat. Dalam penyelenggaraan FSY tahun ini, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Balai Bahasa Yogyakarta, di mana sebagian besar venue akan terpusat di Balai Bahasa Yogyakarta di Kotabaru.

Selain itu, FSY bekerja sama dengan sekolah-sekolah di kawasan Kotabaru. Seperti SMA 3, SMP, 5, Stella Duce I, dan UKDW untuk menggelar program Radio Sastra. Di samping itu, panitia menggandeng Radio Sonora dan beberapa kafe di Kotabaru yang juga menjadi tempat pagelaran program FSY 2023.

“Kotabaru ini kawasan yang sangat menarik dan bisa dibaca sekaligus dimaknai dari berbagai macam lensa. Dari sudut pandang literasi, di Kotabaru bertebaran perpustakaan, toko buku, institusi bahasa, sekolah, kampus, dan aneka situs literasi lain. Itu menjadi salah satu alas an, mengapa FSY sangat cocok digelar di Kotabaru,” ungkap Paksi Raras Alit.

Selain mengekspos Kotabaru dari segala sisinya, FSY 2023 juga melibatkan beberapa mitra untuk berkolaborasi. Di antaranya, Palmerah YUK! dari Kompas Gramedia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan keterlibatan dosen, mahasiswa, dan alumninya.

FSY 2023 juga menginisiasi Jaring Festival Sastra Nusantara yang merupakan wadah kolaborasi antarsesama penyelenggara festival sastra/literasi se-Indonesia. Forum ini beranggotakan 13 festival sastra/literasi dari Sumatera sampai ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu agenda program yang melibatkan JFSN adalah webinar yang akan mengangkat isu penyelenggaran festival dan kehidupan literasi di Nusantara.

Tahun ini, FSY juga meneruskan program yang sudah dilaksanakan sejak pertama pada tahun 2022 lalu. Seperti, program Sastra Liyan yang tahun ini “liyan” diterjemahkan sebagai sastra-sastra daerah dari seluruh Indonesia yang ada di Yogyakarta dan akan dipresentasikan di FSY. Kemudian, program Sastrastri yang menjadi ruang presentasi dan aktualisasi sastrawan perempuan sekaligus menjadi pemuncak rangkaian acara FSY 2023.

Para tokoh sastra, akademisi, mahasiswa, warga kampung, seniman, budayawan, akan terlibat dalam FSY 2023. Para penampil yang datang dari luar Yogyakarta. Seperti Wisnu Nugroho, Iksan Skuter, Panji Sakti yang akan menyemarakkan gelaran festival ini.

Dengan program-program yang semakin berkembang dan keterlibatan warga masyarakat Yogyakarta yang semakin banyak, harapannya FSY selalu melibatkan warga masyarakat kampung di Kota Yogyakarta. Harapan lain, festival ini selain menjadi ruang temu masyarakat sastra, juga menjadi ruang persemaian literasi, bahasa, dan sastra bagi seluruh warga masyarakat baik di kota Yogyakarta maupun di Indonesia. (Heroe)

Bulan Bahasa Festival Sastra Yogyakarta FSY FSY 2023 Kawasan Kotabaru kiblat sastra Mulih peristiwa sastra rumah sastra Sila

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts