Ikut PON Pertama Kali, Zefanya Adelia Sidharta Langsung Sumbang Perak dari Wushu

YOGYAKARTA – PON XX Papua menjadi ajang perdana bagi Zefanya Adelia Sidharta. Melalui cabang bagi cabang olah raga Wushu, Zefa-sapaan akrab Zefanya Adelia Sidharta mewakili kontingen DIY.
Berkat persiapan yang matang dengan tekad yang kuat, pada pertandingan Wushu yang digelar di GOR Head Sai Kabupaten Merauke, Zefa berhasil menyumbangkan satu medali perak bagi DIY. Tentu saja prestasi ini membanggakan semua pihak.
Zefa sendiri tercatat sebagai mahasiswi baru Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), dan mengambil Jurusan Komunikasi.
Pada dua nomer pertandingan yang diikuti, yakni taijijian (taichi pedang) dan taijiquan (taichi tangan kosong), di mana nilai keduanya diakumulasikan, Zefa meraih total nilai 19,25. Posisi pertama diperoleh atlet dari Jatim dan posisi ketiga atlet DKI Jakarta.
“Keberhasilan meraih perak berkat dukungan Pengda Wushu DIY, KONI DIY, dan semua pihak yang mendukung selama ini,” ungkap Zefa, Kamis (14/10/2021).
Ia mengaku tegang saat mengawali pertandingan pada PON XX. Ajang POn menurutnya debut pertamanya turun di kelas senior. Apalagi dia harus membagi waktunya, antara berlatih wushu dan kuliah sebagai mahasiswa baru.
Berkat dijalani dengan tekun dan disiplin, akhirnya membuahkan hasil yang baik. Selama ini, Zefa berlatih di Sasana Wushu YWI Sinduadi yang berada di Sinduadi, Sleman, DIY.
Zefa mengaku, berlatih wushu sejak kelas 3 SD di Sekolah Budi Utama. Saat itu ada kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya. Selanjutnya, sebagai atlet, Zega berlatih selama enam kali selama seminggu. Apalagi saat persiapan menjelang PON XX, di mana porsi latihan ditambah.
“Saya enjoy saja dan menikmati semuanya sebagai proses dari nol hingga saat ini. Tentunya masih banyak kekurangan, dan saya berusaha terus berlatih untuk menjadi lebih baik kembali,” ungkapnya.
Dirinya mengaku, ada resiko kehilangan waktu pada beberapa hal dan ia sadari betul sebagai atlet. Namun dengan disiplin dan keyakinannya sebagai atlet menjadikan dirinya belajar mandiri dan bisa mengatur waktu serta dirinya sendiri secara maksimal. Ia meyakini, semua proses itu bakal mempengaruhi langkah selanjutnya, baik di dunia pendidikan, dunia kerja, atau kehidupannya nanti.
Selain pintar wushu, gadis kelahiran 18 tahun lalu ini juga mempelajari bahasa Mandarin.
“Saya belajar dari sekolah saya sebelumnya dan saya sering mengikuti beberapa kompetisi bercerita Bahasa Mandarin tingkat lokal maupun nasional. Semoga ini juga bisa menunjang keduanya, dan cita-citanya untuk belajar lebih dalam di Tiongkok nantinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelatih wushu Vania Rosalin Irmanto mengaku bangga akan hasil yang diperoleh anak asuhnya.
“Walaupun PON sempat diundur, tapi akhirnya dengan tetap melakukan latihan yang maksimal dan menyiasati dengan situasi dan kondisi yang ada, kita mendapat hasil yang maksimal. Saya berharap ke depannya, atlet wushu DIY lainnya juga memberikan performa yang lebih bagus lagi bagi DIY,” katanya.(redaksi)