Ismi Fauziah Zainurrobbi Ajari Bikin Hand Sanitizer Alami dan Masker Tie Dye
YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 mengubah perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan agar bisa mencegah penularan penyakit. Salah satunya dengan mencuci tangan memakai hand sanitizer. Namun, masalah yang timbul adalah harga pembersih tangan yang relatif mahal bagi sebagian masyarakat.
Melihat hal tersebut, mendorong salah satu mahasiswi Prodi Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta UNY mencoba membuat hand sanitizer sederhana berbahan alami yang mudah diperoleh. Ya, dialah Ismi Fauziah Zainurrobbi. Ismi memanfaatkan daun sirih dan jeruk nipis sebagai bahan pokok.
Menurut Ismi, jeruk nipis bisa dimanfaatkan untuk pembuatan hand sanitizer karena memiliki komponen kimia. Di antaranya, flavonoid, alkaloid, tanin, minyak atsiri, dan saponin yang mempunyai aktivitas antimikroba.
“Jeruk nipis mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro,” ungkap Ismi, beberapa waktu lalu.
Sedangkan daun sirih, lanjut Ismi, biasa digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional sebagai antiseptik alami karena kandungan antibakteri dan antijamur, sehingga digunakan sebagai obat kumur serta obat luka sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Semua itu dibuktikan juga dengan penggunaan gel antiseptik untuk tangan saat terjadinya penyakit serius yang disebabkan bakteri dan virus. Contohnya SARS dan flu burung.
“Daun sirih memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan sebuah senyawa yang berfungsi sebagai antibakteri. Kandungan sepertiga dari minyakat siri pada daun sirih merupakan fenol dan sebagian besar adalah kavikol. Hal inilah yang menyebabkan atsiri lima kali lipat lebih efektif antiseptiknya dibandingkan fenol biasa dan kaviol, sehingga menimbulkan bau khas dari daun sirih,” jelas Ismi.
Adapun cara pembuatan hand sanitizer ini cukup sederhana. Bahan yang digunakan 50 gram daun sirih, 4 buah jeruk nipis, dan 200 ml air bersih. Alat yang diperlukan adalah panci untuk merebus, wadah, saringan, gunting, dan botol spray.
“Caranya cuci daun sirih hingga bersih. Lalu potong menjadi bagian kecil-kecil. Tuang daun sirih dan air bersih dalam panci, lalu direbus hingga mendidih. Angkat dan tunggu hingga dingin. Potong jeruk nipis dan peras air sarinya. Ambil 8 ml sari air jeruk nipis tersebut dan campurkan dalam air rebusan daun sirih yang sudah disaring. Aduk hingga tercampur, lalu masukkan dalam botol spray. Hand sanitizer alami siap digunakan,” paparnya.
Pembuatan hand sanitizer ini dilakukan di Panjangrejo, Pundong, Bantul sebagai salah satu program KKN UNY. Selain mengajarkan pembuatan hand sanitizer, alumni SMAN 2 Bantul itu memberikan tutorial pembuatan masker tie dye pada masyarakat setempat.
Ismi menegaskan, tie dye merupakan teknik pewarnaan kain dengan cara melipat, memutar, dan mengikat kain. Teknik ini melibatkan campuran warna yang menarik untuk memberikan warna yang artistik.
“Selama ini masker yang digunakan banyak yang bermotif kurang menarik, sehingga diharapkan dengan masker tie dye ini bisa meningkatkan percaya diri pemakainya. Alat dan bahan yang diperlukan adalah masker berwarna putih, karet ikat rambut, sarung tangan plastik dan pewarna tekstil,” katanya.
Cara pembuatannya juga mudah. Pertama, pakai sarung tangan plastik, lalu lipat masker kecil-kecil sedikit demi sedikit hingga semua terlipat rapi. Kemudian ikat dengan karet ikat rambut agar tidak ada yang terlepas. Beri warna sesuai keinginan pada masker tersebut. Masukkan masker dalam plastik lalu diamkan selama 2 jam.
“Setelah didiamkan lepas karet yang mengikat masker, cuci hingga bersih. Keringkan dan masker tie dye siap digunakan,” katanya.
Warga Nglembu, Panjangrejo, Pundong, Bantul ini berharap upayanya mengisi program KKN di desanya bisa berguna bagi masyarakat dan berperan aktif mengurangi penyebaran covid.(redaksi)