HPN Kabupaten Sleman Dorong Optimalisasi Pemanfaatan Energi Terbarukan

YOGYAKARTA –Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kabupaten Sleman cukup konsern akan kondisi pemerintah Indonesia. Saat ini, semua pihak prihatin dan serius memperhatikan, betapa besarnya anggaran negara untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik.
Untuk mengurangi beban keuangan negara tersebut, HPN Kabupaten Sleman mendorong kepada masyarakat dan kelompok masyarakat mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan.
“Sebagai Warga Negara Indonesia, kita harus memiliki kepedulian terhadap tingginya subsidi BBM dan listrik. Karena itu, kami minta masyarakat agar hemat BBM dan listrik. Jika perlu, gunakan energi terbarukan yang sudah ditemukan para peneliti dunia,” kata Sekretaris HPN Kabupaten Sleman Yusron, saat silaturahmi di kediaman KH Masrur Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Alqodir, Cangkringan, Sleman, DIY, beberapa waktu lalu.
Ikut mendampingi Yusron adalah Public Relations HPN Kabupaten Sleman Ahmad Riyadi, dan sejumlah tokoh muda Indonesia yang peduli dengan energi terbarukan.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan demonstrasi penggunaan kompor listrik bertenaga baterai surya karya anak Bangsa Indonesia.
Para peserta forum silaturahmi tersebut sepakat, masyarakat harus segera mulai mengubah pola pemanfaatan energi dari fosil ke energi terbarukan yang lebih hebat dan efisien. Baik itu di lingkungan rumah tangga, industri, perkantoran, lembaga pendidikan, hingga pusat bisnis.
Sebagai WNI yang tak ingin uang negera habis untuk subsidi BBM dan listrik, Gus Yusron dan Kiai Masrur sepakat perlu adanya gerakan radikal terkait pemanfaatan energi terbarukan. Dua tokoh NU tersebut bakal terus mendorong pada para pengurus PBNU lebih serius mengkampanyekan optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Alasannya, bila masyarakat tidak dipaksa mengubah pola pemanfaatan energi, dari energi fosil ke non-fosil, pencemaran karbon di bumi semakin memburuk. “Imbasnya, tentu berpengaruh pada ketahanan tubuh dan kesehatan manusia,” tandas Yusron, aktifis penggerak energi terbarukan Indonesia ini.
Sebagai tokoh NU yang peduli dengan energi, Kiai Masrur menjelaskan, pihaknya segera berkomunikasi dengan jajaran pengurus PBNU. Ia ingin, momentum peringatan Harlah NU 1 Abad pada Februari 2023 mendatang juga mengangkat isu tentang optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan. Jika perlu, NU menjadi garda terdepan dari unsur civil society yang serius melakukan gerakan mengurangi pencemaran lingkungan dan udara sesuai dengan kesepakatan negara-negara anggota PBB.
“NU memiliki peran yang sangat besar dalam mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan dan udara. Sebab, warga nahdiyin jumlahnya puluhan juta orang. Sudah saatnya NU ikut memikirkan masa depan bumi dengan berbicara masalah optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan dalam forum-forum nasional dan internasional,” pungkas kiai berpenampilan nyentrik yang tinggal di lereng Merapi ini.(redaksi)