Transformasi PTPN, Anak Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara Jadi Tiga Sub-holding
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana melakukan penyederhanaan BUMN klaster perkebunan dan kehutanan menjadi empat perusahaan. Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani sudah mempersiapkannya.
“Saat ini, Holding Perkebunan Nusantara tengah melakukan transformasi menyeluruh di tubuh PTPN Group, sehingga rencana tersebut bisa cepat direalisasikan,” kata Abdul Ghani, Senin (12/9/2022).
Ia menambahkan, berbagai program dan kebijakan tersebut, pihaknya melakukan kajian dan sosialisasi pada para stakeholders. Termasuk kepada seluruh karyawan PTPN Group. Harapannya, saat restrukturiasi diimplementasikan, semua yang terlibat benar-benar sudah siap. “Prosesnya masih berlangsung dan akan terus dilakukan akselerasikan,” paparnya.
Semua rencana transformasi sudah tertuang dalam rencana revitalisasi industri gula nasional dan hilirisasi industri kelapa sawit melalui integrasi PTPN Group dalam rangka peningkatan produksi gula konsumsi dan minyak goreng di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Hal tersebut merupakan inisiatif Holding Perkebunan Nusantara terhadap Program Strategis Nasional (PSN).
Abdul Ghani memaparkan, ada beberapa inisiatif utama PTPN Group dalam mendukung program PSN. Pertama, revitalisasi industri gula nasional melalui perluasan lahan tebu dan pembangunan tiga unit pabrik gula. “Kami memproyeksikan produksi gula PTPN Group akan meningkat dari 768 ribu ton pada tahun 2021 menjadi 2,1 juta ton pada tahun 2026,” tegasnya.
Berikutnya, hilirisasi industri kelapa sawit melalui pembangunan satu unit pabrik minyak goreng. Pembangunan pabrik minyak goreng tersebut melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada tahun 2025-2026. “Diproyeksikan produksi minyak goreng PTPN Group akan meningkat sampai dengan 1,8 juta ton pada tahun 2026,” tegasnya.
Ketiga, akselerasi pengembangan energi baru terbarukan melalui pembangunan Bio-CNG dan pabrik Biodiesel. Pembangunan satu unit Bio-CNG tersebut melalui kerja sama dengan mitra strategis, sehingga kapasitas produksi total Bio-CNG akan meningkat sampai 1,3 juta mmBTU pada akhir 2026. “PTPN Group akan mulai memproduksi FAME sebesar 443 ribu ton pada tahun 2025,” tegasnya.
Langkah melakukan integrasi PTPN Group tersebut, diperlukan dalam mempercepat implementasi program transformasi. Pihak PTPN melakukan streamlining 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara menjadi tiga sub-holding, yakni PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo.
Nantinya, setelah melakukan transformasi, seluruh bisnis yang tadinya dikelola masing-masing anak usaha, akan dipegang oleh tiga sub-holding tadi. “Untuk PalmCo, ditargetkan rampung pada akhir 2022,” katanya.
Nantinya, sub holding PalmCo menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar dan menjadi pemain utama industri sawit dunia dengan target produksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun pada 2026. “Sub-holding ini menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati, dan minyak goreng,” kata Abdul Ghani.
Hal yang sama juga dilakukan di PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau sub holding SugarCo. Nantinya, 36 pabrik gula yang sebelumnya dikelola masing-masing anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara akan dipegang perusahaan tersebut. “Perusahaan ini bertugas mengembangkan, mengoperasionalkan, dan mengoptimalkan aset perseroan dalam mewujudkan swasembada gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP) nasional,” pungkasnya.(redaksi)