Penenun tengah menjemur bahan yang diwarnai dengan pewarna alami.

Gandeng Warlami, BCA Latih 30 Perempuan Penenun Nusa Tenggara Timur 

Ekonomi

NUSA TENGGARA TIMUR – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mendukung keberadaan para penenun di Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT) agar menghasilkan kain tenun yang selaras dengan prinsip-prinsip pembangunan keberlanjutan melalui pemanfaatan pewarna alamiah. Dukungan tersebut merupakan bagian dari implementasi perseroan dalam mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Terutama menyasar pemberdayaan komunitas perempuan.

Dalam menjalankan programnya, BCA menggandeng Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami). Keduanya memberikan edukasi dan pelatihan tahap kedua kepada penenun di TTS. Adapun fokusnya adalah pada potensi pendapatan yang bisa dihasilkan dari produk tenun dengan bahan baku benang yang menggunakan bahan pewarna alam. Di antaranya, indigo tinctoria, kayu kuning, mahoni, dan kayu niko yang tumbuh di daerah Soe dan sekitar.

Baca juga :  Kampanyekan Pengurangan Emisi Karbon, BRI dan PLN Resmikan SPKLU di Kantor Pusat BRI Jakarta

Pelatihan tahap kedua tersebut, sudah digelar pada tanggal 29 dan 30 September 2022. Pada kesempatan tersebut, hadir VP Corporate Social Responsibility Nona Faletta Aryuni Sumanang, Ketua Warlami Myra Widiono, Kepala Bidang BKSDA Wilayah Timur Agustinus. Tidak ketinggalan, 30 penenun yang mengikuti program pelatihan lanjutan tersebut, sekaligus dilakukan penilaian hasil penugasan dari pengaplikasian pewarna alamiah terhadap benang tenun yang sudah diajarkan pada tahapan pembinaan sebelumnya.

Terpisah, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, prinsip berkelanjutan sekarang sudah diterima di hampir semua sector.

“Saat ini kami mendorong hal ini diwujudnyatakan dalam Program Corporate Social Responsibility di bawah payung program Bakti BCA melalui program pelestarian seni tradisi dan juga lingkungan, yaitu pembinaan penenun di TTS yang memiliki tradisi wastra yang unggul dengan teknik, ragam hias, dan ekspresi budaya khas tersendiri agar menyesuaikan dengan tren sustainable fashion tersebut,” jelasnya.

Dengan melakukan penyesuaian tersebut, lanjut Hera, selain produk wastra nusantara bisa mudah diterima pasar, nilai jual dari wastra nusantara pun akan lebih tinggi. “Kami optimistis, dengan pelatihan yang diadakan tersebut, perempuan penenun di TTS, NTT bisa meningkatkan pendapatan mereka dari menenun, karena selaras dengan pasar dan tren saat ini,” tegas Hera.

Bersama Warlami, BCA mengadakan pelatihan kepada komunitas perempuan penenun di TTS, NTT dalam rangka memperkenalkan dan melatih cara menghasilkan produk tenun dengan bahan pewarna alamiah. Ragam pewarna alamiah diambil dari tanaman di daerah tersebut.

BCA juga senantiasa aktif mewujudkan komitmen dalam pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG). BCA memperkuat komitmennya dengan penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan yang mencapai Rp 169,5 triliun pada Juni 2022. Angka tersebut naik sebesar 21,8% (YoY) dan berkontribusi hingga 24,9% dari total portofolio pembiayaan BCA.

Selain itu, BCA juga melakukan beberapa inisiatif lain. Seperti pengelolaan limbah kartu dan EDC, ikut berpartisipasi dalam pemadaman lampu selama 1 jam pada 544 gedung kantor BCA untuk mendukung program Earth Hour, beberapa waktu lalu.

“Kami memahami, perempuan di TTS, NTT tidak saja bertindak sebagai ibu rumah tangga. Mereka juga berperan membantu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. Mudah-mudahan pelatihan ini bisa memberikan manfaatnya. Terutama demi meningkatkan wawasan, skill, dan berdampak signifikan terhadap perubahan ekonomi di keluarga,” katanya.(redaksi)

alamiah BCA Komunitas NTT Nusa Tenggara Timur Pembangunan Berkelanjutan pemberdayaan penenun perempuan pewarna PT Bank Central Asia Tbk SDGs Timor Tengah Selatan Warlami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts