Teruskan Agenda Bisnis, KB Bukopin Dapat Dukungan Penuh KBFG
JAKARTA – KB Financial Group (KBFG) terus meluaskan sayap bisnis. Tidak hanya di negara asal, Korea Selatan, KBFG terus merambah ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sejauh ini, KBFG memiliki 754 jaringan global dan tersebar di 14 negara. Mulai dari Amerika Serikat, Inggris, China, India, termasuk 735 berada di Asia Tenggara.
Yang membuat heran, justru jaringan paling banyak berada Indonesia melalui KB Bukopin. Mereka memiliki 356 kantor. Tidak heran, para petinggi KBFG menegaskan, mereka mendukung penuh KB Bukopin menjadi salah satu mesin pertumbuhan masa depan.
Dalam global business roadmap-nya, KBFG memproyeksikan Indonesia mampu menyumbang 15,1% net profit KBFG pada tahun 2030.
Chairman KBFG Jon Kyoo Yon mengatakan, anggota KBFG di negara lain ditargetkan bisa menjadi best leader dan valuable assets. Hal tesebut diungkapkannya pada acara Strategy Forum di Seoul, 14 Januari 2023.
Selain Jon Kyoo Yon, para petinggi KBFG memahami, KB Bukopin tengah menyelesaikan masalah bad debt dari peninggalan masa lalu. Karena itu, manajemen KB Bukopin yang dipimpin Woo Yeul Lee optimistis, bisa segera menyehatkan dan memajukan KB Bukopin dengan dukungan penuh KBFG yang menggenggam 67% saham.
Robby Mondong, Wakil Presiden Direktur KB Bukopin menegaskan, KBFG sangat memperhatikan perkembangan bisnis globalnya, karena akan menjadi mesin pertumbuhan baru KBFG dan KB Bukopin termasuk di dalamnya.
“Mereka sangat mendukung kami. Mereka tahu, challenge yang dihadapi terkait dengan bad asset dan mereka tahu apa yang sedang kami kerjakan,” ungkap Robby, beberapa waktu lalu.
Ditambahkan, perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dan swasta lokal juga menjadi target yang tengah digarap KB Bukopin. Berikutnya, segmen Small Medium Enterprise (SME) yang akan diikuti supply chain ke segmen ritel.
“Setelah new generation banking system selesai Oktober 2023 dan bakal tuntas semuanya pada 2024, berikutnya pada 2025 infrastruktur dan operation kami akan ready untuk fokus di segmen retailnya,” papar Robby.
Sementara itu, Direktur Operasi KB Bukopin Helmi Fahrudin menyinggung soal upaya memperbaiki kualitas asset. Sejauh ini, menurut Helmi, penjualan bad asset masih berjalan.
“Merupakan rangkaian penyelesaian yang dilakukan sejak 2021. Tahun 2021, kami sudah lepas Rp 4 triliun dan tahun 2022 kami lepas Rp 5,4 triliun. Terakhir, tahun 2023 ini, mungkin hanya Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun. Karena absolut NPL kami dengan 8% itu kan cuma Rp 4 triliun. Kalau kami lepas Rp 2 triliun, bisa menjadi di bawah 5%,” ungkap Helmi.
Seiring perbaikan kualitas aset dan penurunan loan at risk, struktur dana KB Bukopin juga membaik. Hingga September 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) KB Bukopin sebesar Rp 43 triliun dengan rasio dana murah terhadap DPK naik dari 18% menjadi 23%. (redaksi)