PT Sekar Laut Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) dan Paparan Publik tahun 2023 di Surabaya,

Triwulan Pertama Tahun 2023, Pendapatan Sekar Laut Sebesar Rp 463 Miliar

Ekonomi

Perseroan Bakal Launching Varian Sambal lagi dan Tepung-Tepungan

SURABAYA – Kebutuhan sambal di tanah air cukup besar. Apalagi Sebagian masyarakat Indonesia memilih sambal sachet dibanding membuat sendiri. Alasannya, mereka sibuk bekerja dan tidak banyak memiliki cukup waktu membuat sendiri. Sambal sachet juga dianggap lebih praktis dan sama enaknya.

Kini, perusahaan berlomba memproduksi sambal. Varian yang ditawarkan juga lebih beragam. Hal sama ditawarkan emiten makanan olahan, PT Sekar Laut Tbk (SKLT). Sekar Laut sudah memproduksi 10 varian sambal dan dalam waktu dekat bakal merilis produk sambal lagi, guna melengkapi varian yang ada.

Baca juga :  Maybank Indonesia Catat Peningkatan Transaksi melalui Platform Perbankan Digital

Direktur Produksi Sekar Laut Sandiono Sungkono mengatakan, dalam waktu dekat perseroan juga akan meluncurkan produk baru atau sambal varian baru. Rencananya, mereka meluncurkan pada Juli 2023, yakni chili saos. Sebelumnya, Sekar Laut sudah mengenalkan produk terbarunya, seperti sambal teri, sambal udang, dan sambal geprek. Aneka pilihan tersebut menambah kontribusi produk sambal hingga mencapai 30 persen.

“Kami juga masuk ke pasar ritel untuk produk tepung-tepungan. Seperti tepung bumbu ayam, tepung serbaguna, dan tepung goreng tempe,” kata Sandiono, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) dan Paparan Publik tahun 2023 di Surabaya, Selasa (23/5/2023).

Ia meneruskan, perseroan juga gencar mengeluarkan produk kerupuk ready to eat. Ini dipasarkan di segmen ritel maupun katering atau hotel dan restoran. Adapun, kapasitas terpasang perseroan saat ini untuk produk sambal mencapai 17.000 ton per tahun. Sedangkan produk kerupuk mencapai 16.000 ton per tahun.

Dari total kapasitas tersebut, tingkat utilisasinya berada pada angka 75 persen dengan harapan akan segera naik ke angka 90 persen.

Direktur Sekar Laut John C. Gozal menambahkan, Sekar Laut menargetkan penjualan maupun laba perseroan bisa tumbuh sebesar 20 persen pada tahun 2023. Keyakinan ini seiring adanya peningkatan permintaan pasar, baik pada pasar domestik maupun ekspor.

Sepanjang 2022, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,53 triliun atau naik 13,4 persen dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp 1,35 triliun.

“Pada tiga bulan pertama, tahun 2023 ini, pendapatan perseroan terealisasi sebesar Rp 463 miliar atau naik 20 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir tahun 2023 ini, proyeksi pendapatan ditargetkan tumbuh 20 persen dibandingkan capaian tahun 2022,” jelas John.

Untuk kinerja laba bersih perusahaan pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp 75 miliar atau turun dibandingkan laba bersih pada tahun 2021 yang mampu mencapai Rp 85 miliar. Penurunan ini disebabkan adanya peningkatan beban penjualan. Seperti biaya distribusi.

“Meski laba sempat turun tahun lalu, tapi per Maret 2023, sudah berjalan membaik. Prinsipnya, kalau perusahaan sudah laba, neraca dan rasio-rasio lainnya juga baik,” tegasnya.

Ia meyakini, target tahun ini bisa dicapai. Semua itu berdasar pada potensi pasar domestik, terutama di Indonesia Timur, serta pasar ekspor yang masih besar. Pada kuartal I tahun 2023, terjadi peningkatan penjualan di pasar ekspor sebesar 50 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Peningkatan ekspor yang besar ini, karena faktor ongkos freight yang sangat tinggi pada tahun lalu. Kemudian sekarang ongkos freight sudah kembali normal. Selain itu, ekspor kembali meningkat tajam,” katanya.

Saat ini, komposisi pasar ekspor Sekar Laut mencapai 15 persen dari total pendapatan. Sedangkan 85 persen dikontribusi pasar domestik. Sejauh ini, target pasar ekspor adalah kawasan Asia terutama Korea, Australia, dan negara-negara di Eropa. Seperti Belanda dan Jerman.

Sandiono menimpali, untuk mencapai target pertumbuhan kinerja tersebut, tahun 2023 ini perseroan menyiapkan belanja modal atau capex sekitar Rp 50 miliar yang akan digunakan membeli gudang dan mesin-mesin produksi kerupuk dan sambal, serta peremajaan. “Pembelian gudang atau depo, terutama dilakukan di Indonesia Timur, yakni Makassar dan Kendari. Keduanya di Sulawesi. Selain itu, juga di Kalimantan. Semua dilakukan guna mendekatkan diri ke konsumen agar konsumen mudah mendapatkan produk Sekar Laut,” pungkasnya.(Sekarlangit)

chili saos emiten makanan olahan PT Sekar Laut Tbk Sambal sambal geprek sambal sachet sambal teri sambal udang Sekar Laut SKLT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts