Mahasiswa UNY Ajak Orangtua Latih Motorik Halus Anak dengan Mekar Fun Kit
YOGYAKARTA – Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memanfaatkan sampah anorganik menjadi inovasi permainan kit anak yang dinamai Mekar Fun Kit. Produk ini memanfaatkan botol plastik sebagai bahan utama dalam pembuatannya karena mudah didapat, terjangkau dengan kain perca sebagai bahannya.
Kelompok mahasiswa FIPP UNY ini adalah Fathun Ayuba, Talitha Rasendria Nugraheni, Azizah Sekarhani dan Anggit Windyarti dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru (PG) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Menurut Fathun Ayuba, mereka membuat Fun Kit dari sampah organik, karena didasari permasalahan sampah terutama di DIY. “Banyak masyarakat yang belum sadar terhadap hal tersebut, sehingga sampah menumpuk di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan dan akhirnya tutup sementara,” ungkap Fathun, Senin (2/10/2023).
Padahal, lanjut Fathun, berbagai jenis sampah pada dasarnya bisa diolah kembali menjadi barang yang berharga. Termasuk sampah anorganik yang butuh perhatian khusus, karena merupakan jenis sampah yang tidak bisa terurai atau jika bisa terurai membutuhkan waktu lama.
Mahasiswa kelahiran Kulonprogo, 29 Juli 2002 ini memaparkan, dalam memanfaatkan sampah masyarakat Indonesia masih kurang kesadaran maupun wawasan mengenai hal tersebut. Walau sudah mulai banyak masyarakat Indonesia yang mulai memilah sampah namun hanya berhenti di situ saja. Mereka belum banyak yang menyalurkan ide kreatifnya untuk membuatnya menjadi sesuatu yang berharga. Kebanyakan, sampah yang diolah, umumnya hanya menjadi hiasan atau barang yang kurang fungsional.
Sementara itu, Talitha Rasendria Nugraheni menambahkan, Fun Kit yang mereka buat bertarget pasar para orangtua yang memiliki anak usia 3-5 tahun.
“Media pembelajaran tersebut akan menstimulasi berbagai perkembangan anak usia dini. Utamanya perkembangan motorik halus anak saat menyelesaikan karya yang ada,” papar Talitha.
Dengan media berkarya tersebut juga bisa memberikan lapangan pekerjaan pada pemulung di sekitar Yogyakarta untuk dapat memilah lagi sampah yang akan diolah sebagai bahan media. Dengan adanya berbagai benefit tersebut, Talitha berharap Mekar Fun Kit bisa dipasarkan dengan harga terjangkau agar anak-anak bisa merasakan manfaatnya.
Azizah Sekarhani menambahkan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat Mekar Fun Kit adalah botol plastik, kain flannel dan kain perca, mata ikan, lem kayu, perekat Velcro, serta cat akrilik.
“Alatnya menggunakan gunting, penggaris, cutter, bolpoin, pensil, kuas, dan pistol lem,” katanya.
Cara membuatnya, lanjut Azizah, pertama siapkan botol plastik lalu dicat menggunakan cat akrilik warna putih sebagai warna dasar. Untuk membuat celengan botol dilubangi di samping atas dan jika digunakan untuk tempat pensil botol dipotong seperempatnya. Kain flannel di potong sesuai dengan keliling botol dan diberi perekat pada ujungnya. Kemudian, di-packaging dan diberi label merk. Jadilah, Fun Kit siap dipasarkan.
Anggit Windyarti menjelaskan, Fun Kit tersebut bisa melatih motorik halus anak yang di dalamnya terdapat kegiatan menggunting, menempel, merekatkan, dan mengancing.
“Melalui produk Mekar Fun Kit ini, anak akan melakukan beberapa kegiatan yang melatih motorik halusnya yaitu menggunting pola pada kain flanel, menempelkan pola yang telah digunting, merekatkan kain flanel dan mengancingnya,” tykas Anggit.
Karya ini berhasil meraih dana dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-K tahun 2023.(Sekarlangit)