PT Jasa Armada Indonesia Tbk Optimistis Terus Ekspansi Pasar di Tahun 2024
Perluas Jasa Layanan Pemanduan dan Penundaan Kapal di Perairan Pulau Obimayor, Pantai Barat, Pelabuhan Laiwui, Maluku Utara
JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI resmi memberikan pelimpahan kepada Badan Usaha Pelabuhan (BUP) PT Jasa Armada Indonesia Tbk untuk melaksanakan pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal di wilayah Perairan Pulau Obimayor, Pantai Barat pada wilayah perairan pandu luar biasa Pelabuhan Laiwui Provisi Maluku Utara, awal April 2024 lalu.
Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk Shanti Puruhita mengatakan, pemerintah memberikan kepercayaan atas pelaksanaan pelayanan pemanduan dan penundaan di wilayah Perairan Pulau Obimayor, Pantai Barat. Tentu saja, lanjut Shanti, hal tersebut membawa kabar gembira dan membanggakan pada Perseroan yang berkode emiten IPCM tersebut.
“Kami terus berkomitmen meningkatkan pelayanan jasa pandu tunda untuk menjaga keselamatan kapal, muatan, serta kepercayaan publik, pemegang saham, dan mitra bisnis kami,” ungkap Shanti, beberapa waktu lalu.
Ditambahkan, Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara akan dikembangkan menjadi pusat penambangan dan smelter nikel dengan kapasitas produksi nikel sulfat hingga 240 ribu ton per tahun serta merupakan bagian dari proyek strategis nasional untuk mendukung pengembangan hilirisasi nikel di Indonesia Timur. Proses penambangan nickle ore (bijih nikel), limonite, maupun saprolite yang salah satunya dilakukan Harita Nickle, group pertambangan dan industri pengolahan sejak tahun 2010 melalui bendera PT Trimegah Bangun Persada (TBP).
“Di wilayah ini prospeknya sangat bagus, di mana IPCM akan melayani pemanduan untuk kapal-kapal jenis kargo muatan nikel karena disini berdiri pabrik nikel sulfat yang merupakan bahan utama penyusun precursor katoda baterai kendaraan listrik. Pabrik nikel sulfat ini adalah yang pertama di Indonesia sekaligus menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi. Ekspor perdana nikel sulfat ini sudah dilakukan pada Juni 2023,” ujar Shanti.
Lebih lanjut Shanti menambahkan, Negara Indonesia punya pabrik nikel sulfat terbesar dunia yang dioperasikan afiliasi dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), grup Harita Nickel. Tentunya IPCM sangat bersemangat dengan dimulainya kerja sama pelayanan pandu dan tunda pada perairan Pulau Obimayor ini.
“Kami turut berperan dalam mendukung up aya pemerintah membangun industri hilirisasi yang memberikan dampak ekonomi berkelanjutan,” tegasnya.
Selain itu, pada 2024 ini, IPCM juga terus aktif memperkuat bisnisnya dengan melakukan sejumlah kerja sama pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal di beberapa tempat dengan para mitra strategis. Sampai saat ini, IPCM berhasil melakukan perpanjangan perjanjian kerja sama bisnis untuk pelayanan di wilayah BUP pelimpahan jasa pemanduan dan penundaan kapal milik IPCM. Yakni di wilayah TUKS PT Cemindo Gemilang, Bayah (Banten) dan Tersus PT Nusantara Regas, Kepulauan Seribu.
Selaras dengan ekspansi bisnis perusahaan, Shanti menambahkan, IPCM berkomitmen agar pengelolaan terhadap lingkungan yang baik bisa terus dilanjutkan. Selain itu, kontribusi terhadap masyarakat sekitar melalui program bantuan masyarakat yang tepat sasaran juga terus dipertahankan. (Heroe)