Semester Pertama 2024, Telkom Bukukan Pendapatan Positif Rp 75,3 Triliun atau Tumbuh 2,5% YOY
JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatatkan pertumbuhan positif pada pendapatan konsolidasi sebesar 2,5% year on year (yoy) menjadi Rp 75,3 triliun pada paruh pertama tahun 2024 ini. Hingga akhir Juni 2024, kinerja Perseroan didukung kontribusi bisnis data, Internet, dan IT services dengan pendapatan Rp 45,5 triliun atau tumbuh 9,2%.
Adapun EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) Perseroan tercatat Rp 37,9 triliun dengan EBITDA margin pada 50,3%. Sementara itu, Perseroan mencatat laba bersih operasi sebesar Rp 13,0 triliun atau tumbuh 4,2% yoy dengan margin 17,3%.
Pada semester pertama tahun 2024, Telkom melaksanakan program Pensiun Dini yang berdampak pada peningkatan biaya personal Perseroan dalam jangka pendek. Dengan adanya program tersebut, Telkom akan menjadi perusahaan yang lebih ramping dan meningkatkan talenta digital, sehingga bakal berdampak positif pada efisiensi dan produktivitas Perseroan.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, sepanjang enam bulan pertama 2024, TelkomGroup fokus menjalankan strategi transformasi 5 Bold Moves disertai aksi korporasi anak usaha dan program Pensiun Dini untuk efisiensi dan produktivitas.
“Alhamdulillah, Perseroan melalui strategi bisnis FMC Telkomsel dan Data Center yang dikelola NeutraDC menunjukkan kinerja finansial yang positif. Ini bukti nyata bagi Telkom untuk bisa mempercepat transformasi, sehingga semua lini bisnis Perseroan bisa memberikan hasil optimal bagi para pemangku kepentingan,” tegas Ririek, Rabu (31/7/2024).
Pada segmen Mobile, lanjut Ririek, selaku anak usaha Telkom, Telkomsel membukukan pendapatan positif Rp 57,17 triliun yang didukung pendapatan dari Digital Business sebesar Rp 39,54 triliun atau tumbuh 4,9% yoy.
Sampai saat ini, Telkomsel masih mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar pada bisnis broadband dengan total 159,9 juta pelanggan mobile atau tumbuh 4,3% yoy dan 10,6 juta pelanggan IndiHome atau tumbuh double digit 10,9% yoy.
Demi memperkuat konektivitas dan kualitas layanan, saat ini Telkomsel memiliki 265.904 Base Transceiver Station (BTS). Ini terdiri dari 216.378 BTS 4G dan 716 BTS 5G. Lalu lintas data juga mengalami peningkatan cukup baik sebesar 11,7% yoy menjadi 9.753.659 TB.
Pada Juni 2024, Telkomsel berhasil menyelesaikan aksi korporasi jual dan sewa beli kembali (sales and lease back agreement) dengan PT Dhost Telekomunikasi Nusantara untuk 850 infrastruktur indoor (in Building Services Sites) dan penyewaan kembali 689 indoor infrastructure dengan nilai transaksi sebesar Rp 865 miliar. Aksi korporasi ini sejalan dengan strategi transformasi perusahaan dan tren industri telekomunikasi.
Pada segmen Enterprise, perseroan mencatat kinerja sebesar Rp 10,2 triliun atau tumbuh 9,4% yoy. Ini utamanya didorong pertumbuhan bisnis layanan B2B Digital IT Services. Seperti High Speed Internet dan e-Payment sebagai kontributor utama pendapatan.
Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cyber Security, termasuk menjalin kerja sama strategis dengan pemain teknologi global.
Untuk segmen Wholesale dan International, pendapatan yang berhasil diraup sebesar Rp 9,2 triliun atau tumbuh 13,1% yoy, yang dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatat pendapatan Rp 4,5 triliun atau tumbuh 7,8% yoy, yang didorong pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 10,2% dan 4,1% yoy.
EBITDA margin meningkat 1,9 percentage point menjadi 83,1%. sementara itu, Net Income Margin tumbuh sehat dan berada pada 23,9%.
Sepanjang semester I tahun 2024, Mitratel menambah sebanyak 567 tower baru, sehingga total kepemilikan tower menjadi 38.581 tower dengan tenancy ratio yang meningkat cukup baik dari 1,49x di 2023 menjadi 1,52x pada akhir Juni 2024.
Sejalan dengan agresivitas Perseroan menjalankan strategi utama 5 Bold Moves dalam mengembangkan ekosistem data center, sektor bisnis TelkomGroup menunjukkan hasil yang positif melalui anak usahanya, NeutraDC.
Hingga Juni tahun 2024, bisnis Data Center dan Cloud TelkomGroup membukukan pendapatan sebesar Rp 1 triliun atau tumbuh 22,0% yoy. Ini merupakan sinyal positif, di mana Perseroan meyakini bahwa upaya yang tengah dilakukan merupakan langkah yang tepat.
NeutraDC mempersiapkan tambahan kapasitas data center hingga 18 MW untuk Hyperscale Data Center Cikarang yang ditargetkan siap beroperasi pada akhir 2024.
Sementara itu, Hyperscale Data Center Batam dengan total kapasitas 18 MW juga memasuki tahap konstruksi dengan estimasi mulai beroperasi pada tahun 2025.
Sepanjang semester pertama 2024, Telkom mempersiapkan rencana unlocking bisnis data center melalui proses due diligence dan mendekati beberapa calon partner. Harapannya, seluruh proses selesai tahun ini.
TelkomGroup terus memperkuat bisnis data center-nya agar memiliki daya saing global sebagai pemain di ekosistem data center. Selanjutnya, Perseroan juga memiliki inisiatif InfraCo melalui entitas PT Telkom Infrastruktur Indonesia yang dibentuk pada akhir 2023 yang fokus pada pengelolaan infrastruktur dan jaringan.
Sepanjang semester pertama 2024, Perseroan melakukan persiapan operasional mencakup uji coba layanan dan proses bisnis, pengangkatan dewan direksi, dan pemenuhan sumber daya manusia (SDM).
Operasionalisasi perusahaan akan mulai dilakukan pada 1 Agustus 2024 sebagai perusahaan yang mengelola pemeliharaan aset fiber Telkom (managed service company). Selanjutnya, monetisasi aset perusahaan dan transfer aset fiber Telkom ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia direncanakan dilakukan pada 2025.
Ke depan, Telkom Infrastruktur Indonesia berkomitmen mendukung TelkomGroup dalam membentuk sebuah standar baru dalam hal inovasi, dan penciptaan nilai, melalui capex yang lebih efisien, sejalan dengan kontribusi perseroan dalam mengakselerasi pembangunan konektivitas nasional dan adopsi digital.
Hingga Juni 2024, total belanja modal perseroan mencapai Rp 11,7 triliun atau 15,5% dari total pendapatan. Anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
Anggaran belanja modal tersebut di antaranya digunakan untuk pembangunan BTS 4G dan 5G, penggelaran sistem komunikasi kabel laut, serta pembangunan Hyperscale Data Centers di Cikarang dan Batam. (Heroe)