Pertumbuhan DPK Bank Sampoerna didukung Program Sampoerna FestBank.

Raup Laba Bersih Rp 52,3 Miliar, Bank Sampoerna Fokus Pemberdayaan UMKM

Ekonomi

JAKARTA – Sebagai bank yang fokus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) terus melanjutkan tren positif kinerja fundamental Perseroan. Hingga akhir September 2024, Perseroan berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 52,3 miliar. Artinya, terjadi peningkatan 40,21% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 37,3 miliar.

Peningkatan laba Perseroan tersebut tersebut didorong oleh penyaluran kredit sebesar Rp 12,4 triliun atau tumbuh 9,2% secara year on year (yoy) pada kuartal III-2024. Dari nilai tersebut, 63,2% kredit atau senilai Rp 7,8 triliun dikucurkan ke segmen UMKM, dan sisanya 36,8% sekitar Rp 4,5 triliun disalurkan ke non-UMKM.

Baca juga :  Kredit Bermasalah Bank Perekonomian Rakyat Tembus 11,67 Persen, OJK Siapkan Regulasi Baru

Kredit UMKM perseroan tumbuh 14,6% (yoy) per September 2024, jauh melampaui pertumbuhan kredit UMKM industri perbankan yang sebesar 5%.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menjelaskan, pencapaian tersebut tidak lepas dari kolaborasi dan pemanfaatan teknologi yang dilakukan Bank Sampoerna. Dari Rp 7,8 triliun kredit ke UMKM sendiri, hampir dua pertiga di antaranya atau sebesar Rp 5 triliun disalurkan secara langsung oleh Bank Sahabat Sampoerna. Sementara itu, sisanya disalurkan ke UMKM lewat beberapa mitra strategis. Baik koperasi, perusahaan financial technology, maupun peer to peer lending.

“Digitalisasi dan kolaborasi dengan pihak ketiga merupakan langkah strategis kami dalam merealisasikan komitmen Bank Sampoerna untuk membantu para pelaku UMKM. Dengan kedua strategi tersebut, kami terus mampu memperluas cakupan penyaluran kredit untuk UMKM hingga ke pelosok dan membantu perekonomian nasional,” ungkap Henky, Rabu (13/11/2024).

Henky melanjutkan, pemberdayaan UMKM yang dilakukan Bank Sampoerna tersebut juga tak lepas dari kepercayaan nasabah dan masyarakat. Hingga akhir September 2024, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Sampoerna tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 18% (yoy) mencapai Rp 14,6 triliun.

Pertumbuhan DPK tersebut juga tercatat melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan yang pada periode sama bertumbuh 6,7%.

Ditambahkan Henky, pertumbuhan DPK ini didukung Program Sampoerna Fest. Yakni, melalui festival musik yang memberikan edukasi literasi keuangan serta mengajak masyarakat memanfaatkan fasilitas Sampoerna Mobile Banking. Beragam fitur Sampoerna Mobile Banking memungkinkan masyarakat untuk membuka tabungan, melakukan berbagai transaksi keuangan, dan mengelola keuangan secara bijak.

Sementara itu, CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, di luar fungsi intermediasi penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, Bank Sampoerna juga menjalankan misi memberdayakan UMKM lewat peran pemberian jasa perbankan atau yang dikenal sebagai Bank as a Service (BaaS).

Peningkatan peran ini terefleksikan dengan semakin banyak digunakannya jasa virtual account dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer), di mana oada sembilan bulan pertama tahun 2024 ini, berlangsung sebanyak lebih dari 20 juta transaksi dengan total nominal transaksi sebesar lebih dari Rp 100 triliun. Jumlah transaksi ini meningkat dua digit dibandingkan periode sama 2023.

Peningkatan lababersih juga berkorelasi langsung dengan peningkatan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE), di mana tercatat pada level 0,51% dan 2,21%.

Ali menegaskan, kinerja Bank Sampoerna dicapai dengan fundamental yang solid. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 27,1% per akhir September 2024. Demikian pula tingkat kredit bermasalah (NPL) gross bisa dikendalikan pada angka 3,8%. Artinya, angka tersebut termasuk pada tingkat yang masih tergolong relatif baik, khususnya dengan porsi pinjaman yang banyak disalurkan ke UMKM.

Ia menilai, dengan kondisi global saat ini, tantangan ekonomi ke depan sepertinya belum akan mereda. Pertumbuhan kredit UMKM sendiri yang sudah beberapa waktu belakangan jauh lebih rendah dari pada pertumbuhan kredit non-UMKM, sepertinya masih akan belum banyak berubah dalam jangka pendek.

” Bank Sampoerna akan terus mendukung UMKM karena masih banyak UMKM yang berpotensi dan masih banyak layanan bank yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk berkembang lebih jauh,” pungkasnya. (Heroe)

Bank Sampoerna fundamental industri perbankan kinerja laba non-UMKM pemberdayaan penyaluran kredit perseroan PT Bank Sahabat Sampoerna tren positif UMKM usaha mikro kecil dan menengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts