Olivia Nike Purnomo berpose dengan keluarga besarnya.

Olivia Nike Purnomo, Putri Sopir Bus Malam Lulus UNY dengan Cumlaude

Kampus

YOGYAKARTA – Pepatah yang masih relevan era  sekarang adalah usaha tak pernah mengkhianati hasil. Setidaknya, ini dibuktikan Olivia Nike Purnomo, anak kedua pasangan Yoyok Purnomo, seorang sopir bus malam dan Sri Yatmi, seorang penjual bakmi dan nasi goreng.

Nike, panggilan akrab Olivia Nike Purnomo ini berhasil meraih predikat cumlaude pada wisuda Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode Februari 2022 dengan IPK 3,82.

Baca juga :  Wow !!! Universitas Muhammadiyah Malang Ranking 6 PTS Terbaik se-Asia Tenggara

Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini mengatakan, keluarganya termasuk golongan menengah ke bawah, namun soal pendidikan orang tuanya sangat perhatikan.

“Saat duduk di bangku SD, orangtua saya kesulitan membayar SPP anak-anaknya, karena kebetulan kami bersekolah di sekolah swasta yang saat itu nominalnya terbilang mahal untuk kami,” kenang Nike, Minggu (13/03/2022).

Bahkan, ungkap Nike, dirinya pernah diminta guru untuk tinggal kelas, karena belum mengambil rapor kenaikan kelas. Saat itu, untuk mengambil rapor, harus melunasi SPP-nya. Dengan penuh rintangan, semua rintangan bisa terlewati dan Nike masuk SMP Negeri dengan gratis.

Dengan begitu, beban sekolah Nike lebih ringan bagi kedua orangnya yang saat itu juga tengah membiayai kakak Nike sekolah SMA dan adiknya di SD.

Lingkungan pendidikan di SMP cukup menyenangkan. Hal tersebut memotivasi Nike meneruskan ke SMA Negeri dan berhasil diterima di SMA negeri favorit di Kota Magelang.

Selama sekolah di SMP,  Nike mendapat bantuan BOS sehingga SPP gratis sampai lulus. Tentu hal tersebut membuat bangga orang tuanya.

Saat SMA, warga Perum Bagongan Asri, Sukorejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang ini masuk Jurusan IPA. Ia merasa kurang cocok, apalagi membutuhkan les di luar sekolah. Padahal, perekonomian keluarga tidak memungkinkan.

“Di kelas 2, saya memberanikan diri pindah ke IPS dan pilihan ini tidak salah. Saya suka dengan pelajaran IPS, terutama akuntansi,” paparnya.

Bahkan, nilainya masuk rangking atas sampai di kelas 3. Alumni SMAN 3 Kota Magelang itu mengaku hingga kelas 3 tidak pernah ikut les atau bimbel, tidak punya akses internet di rumah, dan tidak punya ponsel. Selama sekolah, Nike hanya mengandalkan buku pelajaran dan bimbingan dari guru. Keterbatasan itu yang membuatnya tidak memiliki pengetahuan tentang seleksi masuk perguruan tinggi. Ia mengikuti SNMPTN, namun gugur karena pindah jurusan. Saat SBMPTN juga gagal, karena ketidaktahuan materi tes yang tidak diajarkan di sekolah. Saat itu, dia hanya belajar materi SBMPTN dari satu buku latihan yang dibelikan orang tuanya.

“Saya kecewa pada diri sendiri dan patah semangat. Orang tua tetap menginginkan saya kuliah dan minta saya mendaftar di perguruan tinggi swasta. Karena biayanya tinggi, saya mendaftar dengan setengah hati,” akunya.

Secara tidak sengaja, Nike mengetahui UNY masih membuka Program Seleksi Mandiri dan memberanikan diri mendaftar dengan memilih pendidikan akuntansi sebagai pilihan pertama dan akuntansi sebagai pilihan kedua. Nike memang menyukai akuntansi dan cita-citanya sedari kecil ingin menjadi guru yang memberi ilmu tanpa pilih kasih.

Nike hanya mengandalkan latihan soal dari buku SBMPTN lama, karena tak tega kalau minta dibelikan lagi. Keberuntungan berpihak pada Nike, akhirnya, ia diterima di UNY untuk pilihan pertama dan mendapatkan UKT rendah. Kegembiraan diterima di perguruan tinggi favorit bertambah, setelah UNY mengundangnya mendapatkan beasiswa bidikmisi. Uang beasiswa tersebut bisa membantunya menyewa kos di sekitar kampus.

Gadis kelahiran Magelang, 5 September 1999 itu memaparkan, selama kulia dia berusaha mengikuti mata kuliah sebaik mungkin, mengingat orang tuanya berusaha keras untuk mendukung perkuliahannya.

“Tugas selalu saya kerjakan tepat waktu dan tidak pernah absen. Saya selalu berhemat saat di kos, meski ayah saya tidak pernah terlambat memberi uang makan,” katanya.

Adanya pandemi Covid-19 membuat ayahnya tidak bekerja dalam waktu yang lama. Ibunya mulai berjualan nasi goreng, kue kering, dan nasi kotak untuk biaya kebutuhan sehari-hari. Sejak itu, Nike dan adiknya membantu ibu berjualan. Dari pagi hingga siang, ia ikut mempersiapkan bahan, dan sore hingga malam berjualan.

Dirinya mengikuti kuliah secara online, sehingganya bisa menghemat uang kos. Awal 2021, Nike mulai mengajar les privat pada beberapa anak SD-SMP. Dia mengerjakan tugas akhir skripsi dibarengi membantu ibunya berjualan di sela-sela mengajar les privat.

Nike mengajar pada Senin-Jumat. Sedangkan Sabtu-Minggu, dikhususkan mengerjakan skripsi secara kilat, karena laptop harus berbagi dengan adiknya yang juga kuliah online.

Ia tak pernah menunda mengerjakan revisi dari dosen pembimbing dengan harapan skripsinya cepat selesai. Semua dikerjakan secara marathon. Nike biasanya mengerjakan satu bab per hari. Pernah, dia mengerjakan bab pertama, dua, dan tiga dalam waktu dua hari.

“Saya terkadang tidak tidur dan tidak makan saat mengerjakan skripsi/revisi. Semua saya lakukan karena tahu laptop akan digunakan adik saya untuk kuliah,” ungkapnya.

Diakui Nike, kadang ia malas mengerjakan revisi. Apalagi feedback dari dosen pembimbing berinterval 2-4 minggu. Namun, ia cepat sadar akan harapan orang tuanya, agar cepat lulus dan membantu ekonomi keluarga. Akhirnya, pada Januari 2022, Nike yudisium dan ikut wisuda pada Februari 2022. Nike bersyukur diberi kesempatan, didukung keluarga untuk tetap sekolah.

“Hanya ini kebahagiaan yang bisa saya berikan untuk kedua orangtua saya. Selama sekolah dan kuliah, saya menyadari disiplin itu penting, tetapi harus diimbangi sifat legowo supaya kalau ekspektasi tidak terwujud, bisa menerima dan tidak berlarut-larut dalam kecewa” katanya.

Bibi Nike, Dr. Karyati, M.Si mengatakan, sejak kecil Nike rajin dan mau membantu melakukan pekerjaan rumah. Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ini berharap, Nike tetap menjadi anak yang rendah hati, berbakti pada orang tua, dan sukses merangkai karir ke depan.

“Saya punya keinginan keponakan saya itu bisa melanjutkan S2. Tentu dengan beasiswa dari pemerintah juga,” kata Karyati berharap.(redaksi)

cumlaude Lulus Olivia Nike Purnomo Putri Sopir Bus Malam Universitas Negeri Yogyakarta UNY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts