Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the accelerated-mobile-pages domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1567911/public_html/jogjainsight.com/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the ad-inserter domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1567911/public_html/jogjainsight.com/wp-includes/functions.php on line 6121
Menperin: Industri Mamin Penopang Kinerja tetapi Supply Bahan Baku Masih Kurang
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Menperin: Industri Mamin Penopang Kinerja tetapi Supply Bahan Baku Masih Kurang

Nasional

JAKARTA – Penopang kinerja gemilang pada industri makanan dan minuman (mamin) salah satunya adalah industri pengolahan susu. Industri mamin juga yang mendapat prioritas pengembangan sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Namun, industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku. Sampai saat ini, sekitar 0,87 juta ton atau 21% bahan baku merupakan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN),” ungkap Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat Bimbingan Teknis Transformasi 4.0 untuk Koperasi dan Tempat Penerimaan Susu (TPS), Selasa (05/04/2022).

Baca juga :  Kepala BPS Jateng: Yogyakarta Lebih Miskin Dibanding Provinsi Jawa Tengah

Menperin menambahkan, bahan baku yang masih didatangkan dari luar negeri, kebanyakan berbentuk skim milk, whole milk, anhydrous milk fat, butter milk, dan whey.

“Dalam lima tahun terakhir, pasokan SSDN tumbuh rata-rata 0,9% per tahun. Kebutuhan industrinya sendiri tumbuh hingga 6% per tahun,” ungkap Agus.

Kemenperin mencatat, sebagian besar produksi SSDN berasal dari Pulau Jawa. Terutama Jawa Timur sebesar 534 ribu ton (56% dari total produksi SSDN), Jawa Barat 293 ribu ton (31%), dan Jawa Tengah 100 ribu ton (11%). Ketiga provinsi tersebut menyumbang produksi susu segar sebesar 98% dari produksi susu segar nasional.

Kemenperin berupaya meningkatkan konsumsi susu masyarakat Indonesia yang masih sebesar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar. “Seiring meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan semakin tumbuhnya kelas menengah, akan memicu terjadinya transformasi gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Ini berdampak terjadinya peningkatan permintaan terhadap produk bernutrisi tinggi termasuk produk olahan susu, sehingga kami meyakini peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya,” papar Menperin.(redaksi)

Agus Gumiwang Kartasasmita Bahan baku Industri mamin Industri pengolahan susu Makanan dan minuman Menperin Menteri Perindustrian SSDN Susu Segar Dalam Negeri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts