Jalankan Program KOTAKU, Kementerian PUPR Revitalisasi Ikon Baru Wisata Heritage Gresik
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penataan kawasan kumuh untuk mencapai target 0% kawasan kumuh sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Adapun untuk merealisasikan target tersebut menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Salah satu yang masuk dalam penataan adalah kawasan Gresik Kota Lama (GKL) di Jawa Timur. Program yang dijalankan adalah Program Kota Tanpa Kumuh atau KOTAKU.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Program KOTAKU merupakan wujud kolaborasi antara Kementerian PUPR dan pemerintah daerah (pemda) untuk mendorong dan memberdayakan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi. Ini mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasannya.
“Penataan kawasan kumuh seperti ini bukan hanya dilakukan pada permukiman di bantaran sungai, tetapi juga di tempat lain. Di antaranya, permukiman di dekat tempat pembuangan sampah atau kampung padat penduduk di perkotaan,” kata Menteri Basuki, Senin (13/6/2022).
Penataan Kawasan GKL dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur Ditjen Cipta Karya dengan anggaran Rp 38,3 miliar. Penataan sudah dimulai sejak Desember 2021 dan targetnya bakal rampung pada Agustus 2022.
Penataan Kawasan GKL ini meliputi Kampung Arab, Kampung Kolonial, dan Kampung Pecinan. Konsep penataan Kawasan Kampung Arab diharapkan bisa mendorong pengembangan wisata religi yang menjadi satu kesatuan dengan Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.
Di Kawasan tersebut, juga ada Kampung Kolonial yang akan menjadi satu kesatuan dan terintegrasi dengan Kampung Kemasan, Kampung Arab, serta Kampung Pecinan. Adapun lingkup penataan meliputi pekerjaan drainase kota, pekerjaan tanah, perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen, perkerasan beraspal, struktur, pengembalian kondisi dan pekerjaan minor serta sumur bor.
Kepala BPPW Jawa Timur Muhammad Reva mengatakan, selain mengganti wajah kawasan heritage Gresik menjadi salah satu ikon wisata Kota gresik, penataan ini juga untuk mengurangi genangan air di Kecamatan Gresik. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik sudah menyelesaikan revitalisasi Kawasan Kampung Pecinan dengan ornamen khas Tionghoa. Di antaranya, penerangan jalan umum (PJU) dengan ornamen naga.(redaksi)