Semester Pertama Tahun 2022, XL Axiata Raup Laba Rp 615 Miliar
JAKARTA – Periode semester pertama 2022 berhasil dilalui PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dengan hasil kinerja yang membaik. Pendapatan perseroan meningkat 9% lebih tinggi dari periode yang sama dari kuartal sebelumnya (QoQ). Demikian pula bila dibandingkan dari tahun sebelumnya (YoY). EBITDA perseroan meningkat sebesar 12% QoQ (Rp 3,56 triliun) dan 4% YoY (Rp 6,73 triliun).
Laba bersih meningkat menjadi Rp 476 miliar selama kuartal II saja, mencapai Rp 615 miliar pada semester pertama tahun 2022. Bila dibandingkan secara year on year pada semester pertama tahun 2021 yang mencapai Rp 716 miliar, laba bersih di periode yang sama tahun 2022 mengalami penurunan.
“Pencapaian ini tidak terlepas dari terus meningkatnya kualitas jaringan XL Axiata yang semakin membuat nyaman pelanggan saat mengakses berbagai layanan telekomunikasi dan data,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini, Rabu (24/8/2022).
Menurut Dian, selain meningkatkan kualitas pelayanan dan pengalaman pelanggan, XL Axiata benar-benar fokus dalam meningkatkan kualitas jaringan. Di tengah iklim kompetisi yang tidak pernah mengendur, salah satu peluang penentu yang bisa dimanfaatkan adalah menyajikan jaringan yang benar-benar baik dan berkualitas. Apalagi, saat ini masyarakat Indonesia semakin tergantung dengan digitalisasi yang membutuhkan koneksi internet yang prima.
“Peningkatan kualitas jaringan yang kami lakukan tidak hanya mencakup peningkatan kualitas sinyal, namun juga dengan terus memperluas jaringan ke daerah-daerah baru, termasuk di area terpencil dan di luar Jawa,” tegasnya.
Dian menambahkan, berdasarkan hasil survei independen yang dilakukan salah satu lembaga survey terpercaya di industri telekomunikasi, pada periode Juli 2022, XL Axiata menempati peringkat pertama untuk kategori kecepatan mengunduh (download speed) dan pengalaman akses video (streaming video).
Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti pengakuan atas keberhasilan kerja keras XL Axiata dalam meningkatkan kualitas jaringan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan, pelayanan, dan pengalaman pelanggan tersebut, perseroan berhasil meningkatkan ARPU secara signifikan dan meraih pencapaian sebagai operator dengan pertumbuhan tercepat.
Hingga akhir Juni 2022, XL Axiata memiliki lebih dari 144 ribu BTS. Dari jumlah itu, BTS 4G meningkat signifikan mencapai 88.447. Jumlah ini meningkat 39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY).
Selain itu, guna meningkatkan kualitas jaringan 4G, XL Axiata juga mematikan sebagian besar BTS 3G yang dimiliki. Dari periode akhir Juni tahun 2021 hingga akhir Juni 2022, sebanyak 92% dari seluruh BTS 3G berhenti beroperasi, dan hanya tersisa 4.221 BTS. Targetnya, per akhir 2022, seluruh BTS 3G sudah tidak ada lagi.
Selama semester pertama tahun 2022, trafik XL Axiata juga terus meningkat. Tercatat, trafik meningkat sebesar 30% (YoY) menjadi 3.840 Petabyte pada akhir Juni 2022. Jika dibandingkan kuartal sebelumnya, trafik meningkat pesat sebesar 7%. Hal ini selaras dengan meningkatnya pengalaman pelanggan yang lebih baik, karena adanya peningkatan User Throughput dan perbaikan Latency selama kuartal pertama tahun 2022 ini.
Kenaikan trafik yang signifikan tersebut ikut mendorong kenaikan pendapatan dari layanan data dan layanan digital. Pada semester pertama tahun 2022 ini, XL Axiata meraih pendapatan data dan layanan digital sebesar Rp 12,87 triliun atau naik 9% (yoy).
Sementara itu, total jumlah pelanggan XL Axiata meningkat menjadi 57,23 juta, dengan jumlah pelanggan layanan prabayar sebesar 55,8 juta. Pelanggan 4G mencapai 90,9%, meningkat 6% YoY. ARPU campuran tercatat sebesar Rp 39 ribu, meningkat dari Rp 36 ribu di kuartal sebelumnya. Semua itu menunjukkan kemampuan XL Axiata menjaga perkembangan pelanggan yang sehat.
Sejauh ini, posisi keuangan XL Axiata cukup sehat dan mampu menjaga posisi neraca tetap terkendali pasca akuisisi saham Linknet. Tercatat, utang kotor meningkat 26% (yoy) menjadi Rp 13,24 triliun, dengan angka gearing ratio net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,8x. Utang bersih meningkat 39% (yoy) menjadi Rp 11,23 triliun. Ke depan, XL Axiata terus fokus melakukan pengurangan hutang.
Beruntungnya, perseroan tidak memiliki utang berdenominasi US Dollar. Sebesar 86% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih bisa dikelola hingga dua tahun ke depan. Free Cash Flow (FCF) ada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat 62,8%, ke angka Rp 3,12 triliun.
Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, nilai commited capex meningkat 37,4% (yoy) menjadi Rp 6,8 triliun pada paruh tahun pertama 2022. Pada tahun ini, XL XL Axiata berencana mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp 9 triliiun.(redaksi)