Sabtu Besok, Jazz Syuhada Kembali Hibur Masyarakat Yogyakarta

YOGYAKARTA – Hari Sabtu besok (29/10/2022), bakal digelar Jazz Syuhada. Event pentas music jazz tahunan ini bakal dihelat di Jalan I Dewa Nyoman Oka, Kotabaru. Menariknya, panitianya merupakan lintas iman dari Masjid Syuhada dan Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru.
Direktur Jazz Syuhada Budhi Hermanto mengatakan, pagelaran jazz tersebut merupakan pengingat Kotabaru sebagai bagian penting dalam konteks historis perjalanan sejarah Kota Yogyakarta. Kawasan tersebut menjadi saksi perjalanan peristiwa-peristiwa penting masa kolonial menjadi milestone pembangunan kawasan hunian modern.
Demikian pula, lanjut Budhi, pada masa Jepang menjadi kawasan hunian dan aktivitas militer. Terakhir, pada masa kemerdekaan kawasan ini tidak terlepas sebagai peran pendukung dalam Yogyakarta sebagai Ibukota Republik.
“Beberapa bangunan di Kotabaru juga menjadi kantor lembaga negara pada masa kemerdekaan. Seperti Kolese Ignatius yang menjadi kantor Kementerian Pertahanan, dan Museum Sandi yang pernah menjadi kantor Kementerian Luar Negeri,” ungkap Budhi saat konferensi pers, Kamis (27/10/2022).
Ditambahkan Budhi, Kotabaru juga menjadi saksi atas perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan. Terutama pada saat peristiwa Penyerbuan Kotabaru.
“Jazz Syuhada mengambil nilai bersejarah tersebut sebagai filosofi dalam mengenang para pejuang dan pahlawan (syuhada) yang ikut memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia, sebagaimana penamaan Masjid Agung Syuhada yang dibangun pasca kemerdekaan. Jazz Syuhada lahir atas inisiatif beberapa pihak untuk mengenalkan kawasan bersejarah Kotabaru Yogyakarta, sekaligus sebagai media perjumpaan berbagai ragam komunitas dengan latar belakang yang beragam (suku, agama, profesi, dan lainnya) untuk keharmonisan dan kehidupan yang inklusif di Kotabaru, Yogyakarta. Dalam perkembangannya Jazz Syuhada berkolaborasi dengan berbagai elemen seperti Forum Warga Kotabaru, Pemerintah Kelurahan Kotabaru, organisasi kepemudaan, ormas keagamaan, kampus/universitas, dan kelompok kreatif lainnya di Yogyakarta,” paparnya.
Jazz Syuhada, menurut Budhi, bukan sekedar pentas pertunjukan. Di dalamnya menjadi peristiwa kebudayaan, karena prosesnya yang mempertemukan beragam komunitas yang saling bekerja sama dengan semangat kesukarelawanan, memperkokoh keberagaman, dan kemanusiaan. Tahun ini, Jazz Syuhada mengambil tema ‘Sayuk Rukun, Memperkokoh Keragaman Merajut Kemanusiaan.’
“Dalam peristiwa kebudayaan Jazz Syuhada tahun 2022, juga diselenggarakan Pidato Kebudayaan oleh Prof. Dr. Amin Abdullah dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang mengambil tema Pancasila Melalui Seni, Musik, dan Budaya dalam rangka Memperingati Hari Sumpah Pemuda Merajut Keragaman Memperkokoh Kemanusiaan,” ujar Budhi.
Ketua Pelaksana Rendra Agusta memaparkan, pada pertunjukan jazz nanti, juga digelar beragam seni pertunjukan tradisi. Seperti Bregodo, Angklung, Didong Gayo-Aceh, hingga pertunjukan musik dari para musisi komunitas jazz mbensenen Yogyakarta, di antaranya Syifa & Friends, Taksu Project, Heroik Karaoke, The Adlib Quartet, Portelea, dan Hardi & Friends. Pertunjukan nanti dimulai pukul 14.00 hingga 23.00 WIB.
Sementara itu, Frater Agustinus Daryanto yang juga panitia penyelenggara Jazz Syuhada menambahkan, perhelatan jazz menjadi medium penyatu identitas Kotabaru sebagai poros keberagaman. Gereja Katolik, menurut Frater Agustinus, terbuka dengan perbedaan, termasuk melalui musik Jazz yang bisa menjadi simbol toleransi.
“Jazz Syuhada, kami ingin menyatukan dan mengembalikan identitas Kotabaru sebagai poros keberagaman. Ini event orang muda, digandrungi banyak orang termasuk dari Gereja Katolik dan Masjid Syuhada. Spirit Gereja Katolik sangat terbuka dengan perbedaan yang menciptakan perdamaian. Negara ada tanpa gereja bisa, namun gereja tidak akan pernah ada tanpa negara. Jazz dalam toleransi, chord yang nanggung, tetapi juga enak. Ini yang menginspirasi kami untuk ikut ambil bagian. Jazz diisi dengan ruh keberagaman dan toleransi,” katanya.(redaksi)