Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani saat peluncuran modul remaja sehat jiwa raga secara daring.

Kemendikbudristek Bareng UNICEF Luncurkan Modul Remaja Sehat Jiwa Raga

Nasional

JAKARTA – Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek bersama United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) meluncurkan Modul Guru Belajar dan Berbagi Seri Remaja Sehat Jiwa dan Raga bagi guru SMP, SMA, dan SMK. Modul tersebut dihadirkan untuk menjawab beragam permasalahan kompleks yang terjadi di kalangan remaja terkait dengan isu pubertas, gizi, kebersihan, kesehatan, dan keamanan berinternet dan interaksi sosial.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK) Nunuk Suryani mengungkapkan, permasalahan kesehatan remaja bisa mempengaruhi mereka dalam menjalankan proses pembelajaran. Karena itu, penting bagi remaja mengetahui isu-isu seputar Kesehatan, termasuk persoalan reproduksi, pubertas, gizi, dan isu lainnya.

Baca juga :  Menteri Trenggono Ajak Investor Garap Potensi Industri Pengolahan Rumput Laut di Indonesia

“Sekolah dan tenaga kependidikan berperan penting untuk mengatasi dan menginformasikan seputar permasalahan kesehatan dan gizi bagi remaja. Penting sekali membekali tenaga pendidikan dengan pengetahuan dan metode untuk mendorong peserta didik mengetahui perilaku sehat dengan berprikir kritis, mengetahui mana yang baik dan tidak baik bagi tubuh dan hidup mereka,” papar Nunuk, Selasa (1/11/2022).

Nunuk menjelaskan, Modul Pendidikan Keterampilan Hidup tersebut merupakan bentuk dukungan dalam mendorong pendidik dan peserta didik mengambil keputusan tepat dalam hidup mereka. Sementara itu, modul Gizi Remaja berisi informasi bagaimana tenaga pendidikan bisa mendorong peserta didik dalam menerapkan pola makan dengan gizi seimbang dengan cara yang menyenangkan, sehingga peserta didik bisa tumbuh sehat dan berprestasi di sekolah.

“Dalam modul ini, tenaga pendidik akan diajarkan cara menumbuhkan karakter positif bagi peserta didik. Seperti akhlak mulia, toleransi, kolaborasi, berbagi, menghasilkan gagasan orisinil, dan lain-lain. Modul ini sekaligus diharapkan mampu menjawab tantangan dalam pemerataan pendidikan,” tegas Nunuk.

Menurut Dirjen Nunuk, gizi pada remaja memainkan peran penting dalam siklus kehidupan manusia. Untuk itu, intervensi gizi harus dimulai sedini mungkin. Namun, kehidupan remaja tidak hanya berpusat pada gizi saja. Saat ini, tantangan yang dihadapi remaja bisa berupa pergaulan, kesehatan fisik, kesehatan jiwa, kasus pernikahan dini, dan lainnya. Karena itu, modul ini hadir sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas hidup remaja Indonesia.

Chief of Nutrition UNICEF Indonesia Jee Hyun Rah mengatakan, modul tersebut khususnya mengenai Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH), hadir dan disesuaikan dalam mendukung pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila sebagaimana tujuan dari konsep besar Merdeka Belajar.

“PKH sering dipromosikan UNICEF Indonesia untuk membekali remaja dengan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola risiko dan mengambil keputusan berdasarkan informasi mengenai hidup mereka,” papar Jee.

Jee meneruskan, program tersebut mendukung remaja dan orang muda mengembangkan keterampilan abad ke-21. Seperti pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi.

“Melalui modul ini remaja dan orang muda juga akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang komprehensif mengenai topik-topik penting tentang higiene, kesetaraan gender, keamanan berinternet, dan perundungan,” katanya.(redaksi)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan gizi interaksi sosial keamanan berinternet kebersihan Kemendikbudristek kesehatan modul Modul Guru Belajar dan Berbagi pubertas Remaja Sehat Jiwa Raga UNICEF United Nations International Children's Emergency Fund

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts