Telkom dengan Medco Ciptakan Teknologi Energi Terbarukan dan Green Energy
JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) baru saja melakukan ground breaking NeutraDC Hyperscale Data Center (HDC) Batam, pada Desember 2022. Hal ini semakin memantapkan langkah dalam mengambil porsi dan menjadi pemain besar di industri data center.
Tidak hanya memiliki kapasitas besar dengan standar tier 3 dan 4, HDC Batam tersebut juga bakal menjadi bagian dari ekosistem data center Telkom Group yang terhubung dengan data center domestik dan internasional, edge data center, dan hyperscale data center di Cikarang.
Direktur Wholesale and Intenational Service Telkom Bogi Witjaksono mengatakan, salah satu kunci keberhasilan data center merupakan tingkat efisiensi dalam penggunaan energi.
“Ke depannya, semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, tentu saja ini membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau (green). Kita akan buktikan, pada tahun 2024, pertengahan paling lambat, data center berbasiskan energi biru dan ramah lingkungan akan ada di Indonesia,” janji Bogi, baru-baru ini.
Terkait teknologi energi terbarukan dan green energy ini, Telkom bekerja sama dengan Medco. Nantinya, saat distribusi akan melibatkan PLN. Tidak hanya itu, Telkom bekerja sama dengan Singtel yang juga pemain lama data center di Singapura. Kedua pihak siap menangkap potensi kebutuhan spillover demand yang berasal dari Singapura dan sekitarnya. Selain juga, guna memenuhi kebutuhan domestik di Indonesia.
Lebih lanjut, Bogi mengatakan, pada tahun 2030 nanti, Indonesia setidaknya membutuhkan minimal 1.200 Mega Watt atau 1,2 GW data center. Ini menjadi peluang sangat besar yang tidak lepas dari peran demografi yang menyebabkan kebutuhan tersebut kian meningkat. Dengan begitu, Telkom menjadi bagian dari pemain dominan dan bergerak cepat membangun ekosistem data center.
“Semua lini kehidupan kita itu ke depan akan menjadi terkoneksi secara digital. Basis datanya diperkirakan dari IoT maupun devices. Itu jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan kita sekarang yang ada di broadband biasa. Telkom sebagai agen pemerintah dalam hal digitalisasi harus berpikir beyond, tidak hanya membangun data center, tetapi lebih ke membangun ekosistemnya demi membangun negeri ini untuk digital sovereignty,” tambah Bogi.
Dalam dua tahun ke depan, Telkom Group akan fokus memperkuat dan mengembangkan data center yang dimilikinya untuk menangkap peluang pasar pemain digital global. Telkom Group berupaya memastikan pembangunan segera rampung, data center tersebut terutilisasi, dan menjadi pemain data center yang diperhitungkan di pasar Asia Tenggara hingga regional. Harapannya, langkah tersebut mengakselerasi dalam upaya mewujudkan kedaulatan digital nasional.(redaksi)