PT Bank IBK Indonesia Tbk Akan Lakukan Rights Issue untuk Peningkatan Modal
JAKARTA – Manajemen PT Bank IBK Indonesia Tbk (IBK Indonesia), emiten bank berkode saham AGRS memaparkan proyeksi hasil kinerja tahun 2022 dengan pencapaian yang menggembirakan. IBK Indonesia sendiri merupakan salah satu perbankan nasional dengan pemegang saham pengendalinya merupakan Industrial Bank of Korea (IBK Korea). IBK Indonesia hadir di Indonesia pada 2019.
Sejak 2019 hingga 2022, IBK Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal tersebut terlihat dari sisi total asset yang meningkat 3 kali, total loan meningkat sebanyak 2 kali, dan core capital mengalami peningkatan 3 kali. Sementara itu, rasio non-performing loan (NPL) mengalami penurunan dari 11,68% menjadi 1,99%.
“IBK Indonesia baru 3 tahun namun keberadaan kami sudah menempati posisi yang patut diperhitungkan dengan pencapaian kinerja yang membanggakan,” jelas Direktur Utama PT Bank IBK Indonesia Tbk Chae Jae Young usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), beberapa waktu lalu (8/2/2023).
Chae Jae Young melanjutkan, IBK Korea menganggap Indonesia sebagai negara kunci dalam strategi pertumbuhan globalnya. Karena itu, IBK Korea melakukan 4 kali capital injection, sehingga modal inti Bank IBK Indonesia mencapai Rp 4,1 triliun dan direncanakan akan ada penambahan capital injection lagi.
Setelah mengalami kesuksesan pada 2021, pada tahun 2022 ini, IBK Indonesia memiliki proyeksi peningkatan. Di antaranya, profit meningkat sebanyak 8 kali dari Rp 13 miliar tahun 2021 menjadi Rp 104 miliar tahun 2022, total asset menunjukkan peningkatan 28,5% dari Rp 14,287 triliun tahun 2021 menjadi Rp 18,358 triliun di tahun 2022, dan core capital meningkat sebesar 42% dari Rp 2,902 triliun menjadi Rp 4,121 triliun.
Di sisi lain, ungkap Chae Jae Young, IBK Indonesia berhasil mengelola rasio NPL di bawah 2%, yang menyatakan ini lebih baik dari rata-rata NPL seluruh bank di Indonesia dan berencana adanya capital injection di 2023.
Demikian juga dengan proyeksi parameter pertumbuhan secara keseluruhan di tahun 2022 mengalami peningkatan. Kredit meningkat sebesar 32,7% dari Rp 6,067 triliun tahun 2021 menjadi Rp 8,063 triliun di tahun 2022. Deposit mengalami pertumbuhan 32,4% dari Rp 6,323 triliun tahun 2021 menjadi Rp 8,373 triliun tahun 2022 dan forex meningkat tajam 126% dari Rp 360 miliar tahun 2021 menjadi Rp 812 miliar di tahun 2022.
Proyeksi kinerja IBK Indonesia tahun 2022 memberikan gambaran lebih jelas atas komitmen dari manajemen dalam mencapai target jangka panjang IBK Indonesia tahun 2030. Yakni, untuk mencapai total aset Rp 50 triliun dan profit Rp 1 triliun
“Sejalan dengan visi IBK Indonesia, menjadi Bank yang Profesional, Inovatif, dan Terkemuka untuk SME dan Corporate,” tegasnya.
Dalam membangun pondasi yang kuat, agar mencapai total aset Rp 50 triliun pada tahun 2030, tahun ini IBK Indonesia memiliki empat rencana strategis. Pertama adalah growth yang terbagi menjadi tiga aspek, yaitu loan dengan cara meningkatkan total loan dengan target lebih dari 30%, funding melalui peluncuran produk cash back deposit dan payroll, dan capital melalui tambahan suntikan modal.
Kedua adalah layanan digital yang terbagi menjadi tiga aspek. Yakni, E-KYC melalui layanan pembukaan rekening non tatap muka, QRIS melalui layanan QR Code melakukan pembayaran melalui e-banking dan L/C melalui layanan pembukaan L/C non tatap muka.
Berikutnya, ketiga adalah Credit System yang terbagi menjadi tiga aspek. Yaitu, credit rating system melalui pengembangan credit rating system, credit analysis system melalui pengembangan credit analysis system, dan credit process dengan cara mempersingkat proses credit review.
Ke empat adalah Kepatuhan yang terbagi menjadi tiga aspek. Seperti implementasi undang-undang perlindungan data pribadi, audit internal dan manajemen AML sesuai ketentuan yang berlaku.
Terkait Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar, agendanya adalah rencana Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas V dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada para pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai ketentuan POJK No. 14/2019. Perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 13.814.688.390 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100,- per saham. Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana Perseroan dan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V.
Perseroan merencanakan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas V ini pada tahun 2023 dan/atau berdasarkan ketentuan POJK No. 14/2019 bahwa pelaksanaannya harus mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan RUPSLB. Dengan penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas V, saham yang dikeluarkan Perseroan sebelum Penawaran Umum Terbatas V bisa terdilusi paling banyak 33,32%.
RUPSLB juga menyetujui pengangkatan direktur baru yaitu Edwin Rudianto sebagai direktur bisnis.
Chae Jae Young menegaskan, dana rights issue akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan.
“Kami optimis dengan adanya peningkatan modal ini, struktur permodalan menjadi lebih baik, sehingga Perseroan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usaha ke depannya yang kondisinya semakin menantang,” pungkasnya.(redaksi)
Susunan Direksi Bank IBK Indonesia setelah RUPSLB :
- Direktur Utama: Cha Jae Young
- Direktur Kredit: Lee Dae Sung
- Direktur Operasional: MC Vera Afianti
- Direktur Bisnis: Edwin Rudianto
- Direktur Kepatuhan: Alexander Frans Rori