Wujudkan Customer Experience, Upaya Mendukung Sistem Omichannel Bisnis Erajaya
JAKARTA – Kebutuhan akan sarana telekomunikasi yang multifungsi semakin berkembang. Salah satunya adalah smartphone. Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap smartphone lebih dominan sebagai gaya hidup. Sedangkan aspek kebutuhan dan keinginan cenderung tidak terlalu penting.
Bagi generasi muda, baik yang masih menuntut ilmu ataupun yang sudah merasakan bekerja, tuntutan untuk tampil berbeda sangat dominan.
Seperti itu yang dirasakan Fikri Solahuddin, karyawan sebuah anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang beroperasi di Cilegon, Banten. Ia yang ditemui di Pasar Rebo-tempat saudaranya- mengaku, dirinya tidak banyak waktu untuk mencari ponsel yang diinginkan. Di satu sisi, dia membutuhkan smartphone yang sesuai profil dirinya, baik dari sisi kebutuhan dan terpenting adalah mendukung kebutuhan lifestyle-nya. Sebagai engineer muda, yang dicari adalah ponsel yang mampu menjawab keinginan untuk selalu surfing di dunia maya, mendapatkan segala informasi, dan tentu kebutuhan ponsel yang aman, apalagi dirinya banyak berada di lapangan dan pabrik.
“Tempat tinggal juga di lingkungan pabrik, yang disediakan perusahaan. Otomatis, tidak banyak waktu untuk di luar,” ungkap Fikri, Kamis (28/9/2023).
Beruntungnya, dia mendapatkan ponsel Samsung yang memang diperoleh dari salah satu outlet Erafone yang ada di Jakarta. Awalnya, dia merasa cukup mencari di seputar tempat dia bekerja, di Cilegon, Banten. Namun, karena alasan tidak terlalu yakin dengan outlet ponsel yang ada, saat dirinya berkunjung ke Pasar Rebo, Jakarta Timur, Fikri menyempatkan membeli ponsel idamannya.
“Beruntung sekali, dapat ponsel sesuai keinginan. Ternyata, ada cara pembelian yang lebih efektif yang ditawarkan. Erafone atau Erajaya tengah memanfaatkan jaringan retail fisik dan platform e-commerce Eraspace.com, serta toko resmi (official store) di sejumlah marketplace di Indonesia,” papar Fikri yang mengaku menyesal telat informasi yang diperoleh.
Pengalaman serupa juga dialami Muhammad Ahsan, pekerja sebuah perusahaan konsultan Pertamina di Jakarta. Ami-sapaan akrab Ahsan mengaku sudah mengetahui model pemasaran yang dilakukan oleh Erajaya Group, yang menghadirkan berbagai pilihan seperti Click n Pickup, EraXpress, dan lainnya.
“Masih menabung dan baru banyak pekerjaan di luar Jawa. Jadi, belum bisa mencoba beberapa pilihan penawaran yang ada. Suatu hari nanti, pasti coba,” ungkap Ami yang tengah mengincar ponsel merek Xiomi terbaru.
Sebelumnya, ungkap pria asal Semarang ini, sejak kuliah memang dirinya suka membuka segala informasi terkait teknologi, termasuk ponsel dan tempat penjualan yang bergaransi dan resmi. Berkat informasi dan lingkungan pekerjaan yang mengharuskan mendapatkan beragam informasi, membuat Ami meyakini apa yang ditawarkan oleh Erajaya, termasuk stategi Omichannel dalam memasarkan produk-produk smarthone berbagai merek sangat dipercaya dan memudahkan konsumen seperti dirinya mendapatkan smartphone yang diinginkan.
“Seringkali tugas mendadak ke luar Jawa, membuat tidak banyak waktu datang ke outlet ponsel. Solusi yang ditawarkan, cukup membeli dari rumah, benar-benar menyenangkan,” ujar Ami sembari tersenyum sumringah.
Sebelumnya, pihak Erajaya memang menekankan pada aspek pengalaman konsumen. Tidak heran, setiap konsumen yang datang ke outlet pasti akan bertemu dengan fasilitas live demo produk.
“Teknologi dan user experience yang terdapat di dalam produk tidak cukup dijelaskan dengan menggunakan foto, audio, dan video tetapi konsumen harus datang ke outlet untuk melihat, merasakan, dan mencoba produk tersebut,” papar Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada, Hasan Aula, beberapa waktu lalu.
Informasi dari Erajaya menyebut, fasilitas live demo produk didukung kemampuan para staf outlet dalam menerangkan spesifikasi dan fitur-fitur produk yang ditawarkan. Agar pelayanan lebih maksimal, tentu saja, Erajaya sudah menyiapkan dan memberi pelatihan pada para staf di outlet agar mereka bisa membantu konsumen secara maksimal saat memilih produk sesuai kebutuhannya.
Tidak hanya itu, agar layanan lebih prima, ada layanan prima bagi pelanggan. Erajaya juga menyiapkan layanan Click ‘n Pickup dan EraXpress. Kedua layanan ini memungkinkan para konsumen bisa berbelanja secara online. Sistem penjualan yang offline melalui outlet dan sistem penjualan online via marketplace yang ada. Bahkan, Erajaya sudah menyiapkan penjualan online melalui Eraspace yang lebih maksimal dengan meng-install-nya terlebih dahulu.
Disadari memang, pada era digital seperti saat ini, aspek pengalaman konsumen tidak bisa hanya di toko fisik. Namun, perlu diterapkan pula di saluran digital. Karenanya, keputusan Erajaya dalam menerapkan strategi Omichannel agar lebih mengoptimalkan sangat tepat. Konsumen tidak hanya belanja secara fisik di outlet. Konsumen juga bisa mendapatkan customer experience secara online. Semua dikembangkan Erajaya secara kontinu, agar pelanggan bisa mendapatkan service level yang lebih tinggi.
Konsultan dari Biro Psikologi Metamorfosa Nurdin Adiyansah MPsi melihat bahwa perilaku masyarakat, terutama anak muda yang memiliki rasa ingin tahu atau curiosity merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Semua itu berkaitan dengan kewajiban terhadap diri sendiri dan alam lingkungan.
Menurutnya, rasa ingin tahu adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar.
Jadi, Pengamat Psikologi dari Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) Jakarta ini menegaskan, sangat wajar bila ada anak muda selalu melakukan eksplorasi informasi, terutama di dunia maya terkait dengan keinginannya.
“Rasa ingin tahu merupakan keinginan dari seseorang untuk terus mencari dan menggali ilmu serta informasi baru guna menambah pengetahuannya. Seperti yang diketahui, rasa ingin tahu berperan sangat penting dalam kehidupan. Untuk meningkatkannya, terdapat banyak cara yang bisa dilakukan. Seperti menumbuhkan sikap positive thinking, berani mencoba hal baru, menghilangkan rasa takut, berpikir seperti pemula, hingga terbiasa untuk berpikir kritis,” papar Nurdin yang juga Kepala Program Studi (Kaprodi) Neuro Psikologi UICI Jakarta ini.
Diakui Adin-sapaan akrab Nurdin, ada sisi lain dari rasa ingin tahu yang tinggi adalah munculnya FOMO alias Fear of Missing Out. Ini adalah rasa takut merasa “tertinggal,” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu. Perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan lainnya. Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik.
“Penyebab FOMO adalah penggunaan media sosial. Berkembangnya teknologi saat ini menjadikan semua orang bisa dengan mudah menerima jutaan informasi di luar sana, contohnya melalui Instagram, Facebook, Youtube, TikTok, dan lainnya. Diakui, aplikasi yang Tengah digemari dan memiliki banyak pengguna tersebut memiliki fitur yang mendukung untuk update video/foto, seperti fitur instastory yang penuh dengan postingan rutinitas para pengguna. Dari sinilah, sebagai viewer, bisa memicu munculnya perasaan cemas, lalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia,” imbuh Adin.
Curiosity yang tinggi bakal mempengaruhi gaya hidup sesesorang. Gaya hidup-lanjut Adin, merupakan salah satu indikator dari faktor pribadi yang ikut berpengaruh terhadap perilaku konsumen ini. Gaya hidup mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang dan menggambarkan cara mereka menghabiskan waktu dan uangnya.
Ditambahkan Adin, seseorang yang memiliki gaya hidup dengan membeli barang secara berlebihan berdasarkan keinginan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang, dia akan menjadi seseorang yang konsumtif. Bila perilaku konsumtif terus-menerus terjadi, akan berakibat pada kondisi keuangan yang tidak terkontrol.
“Mengutip Kotler dan Amstrong, faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif adalah faktor budaya seperti serangkaian nilai perilaku, persepsi, referensi perilaku melalui proses sosialisasi, serta interaksi terhadap lingkungannya. Kemudian, faktor sosial (kelompok referensi), faktor pribadi (usia, pekerjaan, dan status sosial ekonomi), serta faktor psikologi, seperti motivasi, emosi, persepsi, dan sikap,” jelasnya.
Atas dasar itu, tentu saja upaya yang dilakukan Erajaya sudah sesuai dengan target market yang dibidik. Yakni, para generasi yang mementingkan lifestyle sebagai kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Smartphone yang terkini, tentu menjadi penunjang para generasi terkini dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup. Hadirnya semua chanel pemasaran dengan menerapkan strategi Omichannel sangat tepat.
Di tempat terpisah, Dr Ridwan Mahmudi, konsultan dari Strategy Cita Semesta (Coaching, Training, and Consulting) Jakarta mengatakan, sistem Omichannel membantu pebisnis menemukan segmen pasar yang benar-benar sesuai, sehingga bisa membantu menyusun strategi marketing berikutnya.
“Bagi pengusaha, Omichannel bisa dianggap ‘meringankan’ tugas pebisnis dalam proses STP atau segmentize, targeting, dan positioning. Omichannel juga membantu menemukan media promosi dan channel distribusi yang terbaik,” tegas Ridwan, CEO Strategy Cita Semesta Jakarta.
Coach Ridwan- sapaan akrab Dr Ridwan Mahmudi ini mengibaratkan kalau dalam permainan sepak bola, Omichannel seperti Total Football-nya Belanda, di mana semua pemain berperan mencetak gol. Sedangkan sistem Omichannel, semua channel dipakai sudaya pelanggan memiliki pengalaman yang berbeda.
“Penerapan Omichannel memungkinkan bisnis untuk menyatukan berbagai saluran bisnis dalam satu platform terpadu. Tentu saja, ini akan memudahkan mereka mengelola dan memantau seluruh aktivitas bisnis dari setiap saluran hanya dari satu dashboard. Kemampuan Omichannel tersebut bisa menghemat waktu tim sekaligus meningkatkan produktivitas bisnis. Semua interaksi pelanggan juga tersinkronisasi secara otomatis. Jadi, tidak ada lagi permintaan pelanggan yang terabaikan,” tegas Ridwan, yang dikenal aktif membantu pelaku UMKM naik kelas tersebut.
Memang, seiring perkembangan teknologi, banyak bisnis menggunakan saluran berbeda untuk menjangkau pelanggan. Namun, banyaknya saluran kerap membuat bisnis kerepotan mengelolanya. Karena bisnis membutuhkan Omichannel. Omichannel sendiri merupakan strategi bisnis dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menghubungkan berbagai saluran penjualan dalam satu sistem. Strategi pendekatan bisnis ini merupakan pengembangan dari metode penjualan multichannel.
Omichannel bertujuan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Pendekatan Omichannel tidak hanya berfokus pada pengalaman pelanggan yang positif, tetapi juga konsistensi program dan keselarasan layanan di setiap saluran. Saluran tersebut mencakup situs web, aplikasi seluler, email, media sosial, dan toko fisik.
Secara teori, Kazancoglu & Aydin (2018) mendefinisikan Omichannel sebagai sistem atau strategi pemasaran Omi (Omni) dan Channel. Omi artinya semua atau universal, dan channel adalah saluran. Jadi, Omichannel berarti menggabungkan semua channel (saluran/media), di mana pelanggan bisa menemukan dan terhubung dengan bisnis di berbagai channel seperti multichannel, tetapi dengan tingkat pengalaman pelanggan yang lebih baik dan tinggi.
Sedangkan Mosquera dkk. (2017) memandang pemasaran Omichannel mengacu pada strategi merek yang mengintegrasikan semua saluran dan penggunaan saluran komunikasi yang berbeda secara simultan oleh pelanggan yang memfasilitasi munculnya perilaku baru, seperti showrooming dan webrooming.
“Di sisi lain, bagi pebisnis, sistem Omichannel ini akan membantu dalam menjaring calon pembeli. Namun, untuk pelaku usaha lain, bisa jadi Omichannel sangat menyulitkan, karena membutuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM), sistem, dan pendukung lain,” kata Coach Ridwan mengingatkan.
Adin, Pengamat Psikologi dari UICI Jakarta melihat bahwa anak muda sekarang ini banyak yang memiliki perilaku membeli secara online. Konsumen membeli secara online merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang secara online, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang bisa diperoleh secara mudah.
“Nah, kemudahan dalam mendapatkan barang yang diinginkan, merupakan salah satu fitur yang diberikan pada aplikasi belanja online. Selain itu, konsumen juga bisa lebih mudah mendapatkan barang yang murah/ terjangkau dan kualitas barang yang baik dengan membandingkan barang yang sama dari beberapa situs online shop,” ungkap Adin.
Kebiasaan berbelanja secara online tentu beriringan dengan sistem Omichannel yang dikembangkan sebuah perusahaan. Tantangannya, Perusahaan harus terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, dan pendukung lain seperti internet, system IT yang kuat, serta edukasi yang terus-menerus. Edukasi ini akan menciptakan customer experience yang positif. Ujung-ujungnya, calon konsumen akan berbelanja di tempat kita menawarkan produk itu. Dan itu, sudah dilakukan Erajaya yang menyiapkan berbagai pendukung agar berjalan ke depan menyongsong bisnis yang lebih menantang. (Heroe)