Anak-anak diajak berdialog saat acara Sastra Anak di Kampung Kota di Kampung Janturan.

Kundha Kabudayan Kota Yogyakarta Gelar Sastra Anak di Kampung Janturan

Seputar Jogjakarta

YOGYAKARTA – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menggelar Sastra Anak di Kampung Kota di Kampung Janturan, Sabtu (30/9/2023).

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB tersebut, merupakan bagian dari Agenda Festival Sastra 2023. Sastra Anak digtelar sebanyak tiga kali di tiga lokasi berbeda. Sebelumnya, dilaksanakan di Kampung Blunyah, Kemantren Jetis, Sabtu (16/9/2023), dan kedua di Kampung Pujokusuman, Sabtu (23/9/2023).

Baca juga :  Taman Pintar Kembali Adakan Kontes Roket Air 2023

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan, Sastra Anak menghadirkan lansekap budaya, sejarah, dan konteks sosial yang berbeda. Menurutnya, melalui sastra, anak-anak bisa memperluas pemahamannya tentang dunia, orang-orang, dan kekayaan tradisi. Sastra juga mengandung pesan pembelajaran nilai dan etika yang penting.

“Melalui aktivitas seperti ini, saya berharap mampu menjadi tempaan bagi anak-anak sebagai generasi penerus kebudayaan. Anak-anak bisa memahami unggah-ungguh, sehingga membentuk karakternya pada identitas budaya yang dimiliki. Anak-anak menjadi generasi kuat yang tidak tergerus oleh derasnya arus informasi. Aktivitas hari ini membawa virus kebaikan, bermuatan konten-konten budaya agar generasi muda memiliki daya saing,” papar Yetty.

Ditegaskan Yetti, anak merupakan masa depan penerus warisan budaya. Dengan mengenalkan anak-anak pada sastra tradisional, diharapkan mampu mendorong mereka memahami akar budayanya dan menghargai warisan pendahulunya. Selain itu, mereka juga akan terhubung dengan identitas budayanya dan membantu mereka memiliki rasa kebanggaan terhadap asal-usulnya.

Yetti menjelaskan, sastra anak menghadirkan lanskap budaya, sejarah, dan konteks sosial yang berbeda. “Melalui sastra, anak-anak bisa memperluas pemahaman mereka tentang dunia, orang-orang, dan kekayaan tradisi. Sastra juga mengandung pesan pembelajaran nilai dan etika yang penting,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengapresiasi agenda sastra anak di kampung kota. “Harapannya, menjadi wahana bagi generasi muda mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan memastikan nilai budaya terus diwariskan melalui agenda ini,” pinta Aman.

Ia juga melihat, partisipasi masyarakat pada agenda tersebut sangat bagus. “Antusias sangat terlihat. Ada kegembiraan yang menandakan suasana dan atmosfer masyarakat yang antusias. Kami optimistis, anak-anak akan menjadi pelestari budaya ke depannya,” imbuhnya.

Ke depan, Aman berharap pembangunan manusia dengan melestarikan nilai budaya bisa ditingkatkan lagi. “Pembangunan seiring dengan pelestarian budaya, sehingga pembangunan budaya juga mesti diimbangi juga agar warisan yang ada bisa terus lestari,” tegasnya.

Kali ini, Sastra Anak menampilkan pementasan sastra anak kolaborasi anak-anak pemenang kompetisi Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta. Mereka menampilkan macapat, maca cerkak, dan maca geguritan. Selain itu, juga dimeriahkan dengan pertunjukan mendongeng oleh talenta dongeng Kota Yogyakarta. Yakni dari Purwita, Solikah, dan Oka Mahendra.

Selain itu, ada permainan aksara melalui aktivitas mewarnai gambar aksara Jawa bersama aktivis aksara Jawa Danang Rusmandoko.

Sastra anak berkolaborasi juga dengan Kampung Menari. Hasil latihan menari setiap Selasa Wage dan Kamis Pahing oleh anak-anak juga turut dipentaskan di panggung sastra anak. Sastra Anak di Kampung Janturan menampilkan tarian anak-anak dari Sanggar Suryo Sumirat binaan Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya.

Agenda ini merupakan Upaya mengenalkan sastra anak sekaligus mendekatkan pada pembelajaran nilai etika, daya imajinasi, dan kreativitas melalui sastra. Anak-anak dikenalkan cerita tradisional yang mengandung pesan moral dan etika yang berharga, dengan harapan nilai-nilai yang dipegang masyarakat dalam tradisi bisa diwariskan pada generasi muda.(Sekarlangit)

Agenda Festival Sastra 2023 dan konteks sosial Dinas Kebudayaan etika Kampung Blunyah Kampung Janturan Kampung Kota Kampung Pujokusuman Kemantren Jetis Kota Yogyakarta Kundha Kabudayan lansekap budaya sastra Sastra Anak sejarah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts