Beruntungnya Ada Agen BRILink dan Strategi BRI Memperluas Pasar Komunitas
Her….wayahe mbayari tukang macul (sawah)….
Lhe…wis cepak udanne, meh nenandur maneh, kirimi yo, ge tuku bibit pari karo pupuk urea…..
Sasi iki, akeh tonggo memantu, rodo maju yo kirimane (transferan uangnya, red)….
Kalimat dalam bahasa Jawa seperti itu, mungkin cukup familiar bagi penulis setiap bulannya. Ya, kalimat yang terucap saat telepon yang tersambung dengan ibu yang ada di kampung halaman, di Dusun Grawah, Ngadipuro, Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sudah kewajiban bagi seorang anak, membalas apa yang pernah diberikan orangtuanya, terutama ibu. Saat sudah tua, ‘kewajiban’ bulanan selalu terkirim dari anaknya. Apalagi si anak, tidak bisa menemani ibundanya yang berada jauh di lereng Gunung Merapi.
Permintaan seperti itu, bila itu terjadi beberapa tahun silam, tentulah sangat menyulitkan untuk dipenuhi segera, saat itu juga. Apalagi, si ibu, bukanlah manusia modern, yang sangat kolot terhadap apa yang kita menyebutkan jasa bank atau perbankan. Orang tua selalu memilih menerima dan memberikan uangnya dalam bentuk cash. Dalam bayangannya pun, tidak pernah bisa tahu bertransaksi melalui perbankan, termasuk yang akhir-akhir ini banyak dipakai transaksi digital.
Beruntungnya, adanya transformasi digital yang cukup masif, termasuk yang dilakukan bank sejuta umat alias Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank plat merah yang kini digabungkan dengan Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) tersebut, berubah menjadi sebuah entitas perseroan yang sangat besar. Kebetulan, penulis juga sudah mendapatkan informasi soal keberadaan Agen BRI Link yang ada di desa tetangga di kampung halaman.
Semenjak dikenalkan dengan aplikasi mobile banking BRI atau biasa disebut dengan BRImo, penulis sudah mendownload dan memakai aplikasi tersebut. Salah satu kegunaannya, ya langsung bisa mentransfer sejumlah uang kepada orangtua. Memang, aplikasi keuangan digital BRI tersebut memudahkan nasabah maupun non-nasabah BRI melakukan berbagai transaksi online di mana saja dan kapan saja. Apalagi nomer rekening yang dimiliki Agen BRI Link sudah didapatkan dan disimpan untuk keperluan bulanan tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama, uang sudah terkirim, dan tinggal mengirim bukti pengiriman ke nomer ponsel ibu.
Lalu, ibu akan meminta tetangga samping rumah mengambilkan uang di Agen BRILink yang dituju. Hari ini diminta, hari itu pula sudah tertransfer dan bisa diambil. Bahkan, waktu yang dibutuhkan juga tidak perlu berjam-jam, hanya beberapa menit saja. Memang, dalam melakukan transaksi itu ada dikenai beban, dan itu tidaklah seberapa.
Sebagai pemilik aplikasi BRImo, penulis sudah mengetahui pasti, bahwa sebenarnya tidak hanya berguna untuk transfer saja. Aplikasi BRImo bisa melakukan hal lain, seperti transfer, cek saldo, dan lainnya tanpa perlu menuju mesin Automatic Teller Machine (ATM). Untuk lengkapnya, selain transfer baik ke sesama BRI maupun ke bank lain dan cek saldo, juga bisa melakukan setor dan tarik tunai, bayar listrik, bayar belanja online, beli pulsa, setoran pinjaman, top up BRIZZI, bayar tagihan air, bayar BPJS, bayar telepon hingga bayar cicilan. Komplit benar kan?
Nah, bagi yang belum memiliki, pembaca bisa mendaftarkan dan melakukan aktivasi m-Banking BRI lewat ponsel bagi nasabah BRI. Bagi Masyarakat yang belum memiliki rekening BRI, tentu caranya berbeda.
Memang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah menyediakan berbagai layanan yang memudahkan nasabah. Salah satunya adalah Agen BRILink, Agen BRILink merupakan perluasan layanan di mana BRI menjalin kerja sama dengan nasabah BRI sebagai Agen yang bisa melayani transaksi perbankan. Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan transaksi perbankan dari BRI, bisa mendapatkan melalui Agen BRILink secara real time online. Selaku Agen BRILink, mereka bajal memperoleh keuntungan yang diberikan BRI melalui konsep sharing fee.
Agen BRILink Mampu Mengoptimalkan Layanan Perbankan Digital
Pada kuartal I tahun 2023, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat jumlah Agen BRILink mencapai 654.677 agen. Sedangkan pada kuartal III tahun 2023, terdapat lebih dari 698.717 AgenBRILink di seluruh Indonesia. Adapun total fee-based income (FBI) per September 2023 sebesar Rp 1,1 triliun, di mana terjadi peningkatan 5,38 persen secara tahunan.
Dari sisi volume transaksi, juga menunjukkan tren peningkatan sebesar 7,97 persen menjadi sebesar Rp 1.040 triliun. Hal tersebut otomatis mendorong pertumbuhan fee-based income BRI.
“Dengan jumlah Agen BRILink yang terus bertambah dan kerja sama dengan analis kredit BRI, diharapkan mampu membangun ekosistem ekonomi mikro. Salah satunya dalam hal penyaluran pinjaman melalui Agen Mitra UMi BRILink,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam keterangan resmi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ditambahkan Supari, agen BRILink tersebar di seluruh wilayah Indonesia sampai pada daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Kehadirannya memang menjadi garda terdepan BRI dalam membuka akses keuangan dan melayani masyarakat Indonesia. Sebaran Agen BRILink tersebut diharapkan bisa mengedukasi masyarakat akan layanan perbankan serta mampu memaksimalkan peluang bisnis dan membuka usaha.
Dampak positif bertambahnya Agen BRILink sudah terlihat dari jumlah transaksi yang menunjukkan tren terus meningkat. Ini terjadi pada empat bulan pertama 2023. Selama periode tersebut, tercatat Rp 339,5 triliun transaksi finansial berhasil dibukukan. Kenaikan jumlah transaksi tersebut menunjukkan Agen BRILink memiliki peran yang sangat penting dalam roda perekonomian serta kehidupan masyarakat.
Agen BRILink, lanjut Supari, selalu siap melayani kebutuhan masyarakat sekalipun dalam periode hari libur. Hadirnya Agen BRILink juga memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui fitur-fitur yang sudah disediakan.
Menariknya, BRI terus melakukan pengembangan fitur Agen BRILink. Ini dilakukan sebagai wujud memaksimalkan layanan bagi seluruh kebutuhan masyarakat. Kini, melalui Agen BRILink, masyarakat sudah bisa melayani penjualan asuransi mikro. Selain itu, juga bisa melakukan tarik tunai dari luar negeri, pembelian voucher permainan, serta kebutuhan perjalanan dengan layanan pembelian tiket bus, shuttle, dan kapal feri.
Ke depan, dirinya menuturkan pengembangan Agen BRILink akan mengoptimalkan serta memaksimalkan layanan perbankan digital, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat ke masyarakat luas. Pelayanan yang mudah dan cepat akan mendorong inklusi perbankan kepada masyarakat. BRI akan selalu berkontribusi melalui pengembangan dan peningkatan Agen BRILink demi kemudahan serta kemajuan masyarakat.
Agar para Agen BRILink terus bekerja keras mencapai target, pihak BRI memberikan apresiasi terhadap kinerja AgenBRILink. Tahun 2023 ini, BRI memberikan hadiah “Super AgenBRILink” yang merupakan bagian dari Program Nasional (PRONAS) perseroan.
Supari mengatakan, hadiah tersebut merupakan bentuk apresiasi bagi agen yang konsisten meningkatkan potensi bisnisnya, sehingga berdampak pertumbuhan positif terhadap Fee Based Income (FBI) perseroan.
Menurut Direktur Utama BRI Sunarso, kehadiran agen laku pandai milik BRI (AgenBRILink) juga menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput. Pembuktian di lapangan memperlihatkan banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen. Hingga paruh pertama 2023, jumlah AgenBRILink tersebar di 59.205 desa atau meng-cover lebih dari 80% dari total desa di Indonesia.
Ditambahkan Sunarso, angka tersebut bertumbuh sekitar 16,9% secara tahunan (year on year/yoy). Dengan jumlah agen yang sangat banyak dan tersebar tersebut, hingga akhir Juni 2023, BRI membukukan nilai transaksi sekitar Rp 675,8 triliun. Pada tahun-tahun sebelumnya, dalam kurun waktu satu tahun penuh, AgenBRILink mampu mencatatkan nilai transaksi di kisaran Rp 1.300 triliun-Rp 1.400 triliun.
“Dalam setahun, AgenBRILink mencatakan volume transaksinya jauh melebihi fintech. Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat kita ternyata masih banyak yang senang bertransaksi melalui agen,” ungkap Sunarso.
Selain itu dari sisi kinerja AgenBRILink, Sunarso mengungkapkan hal menarik yang terjadi pada system yang dbuat, yakni munculnya sharing economy. Fee yang diperoleh BRI melalui kinerja AgenBRILink dalam enam bulan pertama tahun 2023 mencapai Rp 728,6 miliar. Dengan begitu, fee yang diterima agen lebih besar sekitar 2 atau bahkan 3 kali. “Jika BRI dalam 6 bulan menerima fee dari AgenBRILink sekitar Rp 728,6miliar, yang diterima agen secara total diperkirakan tidak kurang dari Rp 2 triliun,” jelasnya.
Memaksimalkan Agen BRILink dan Terapkan Strategi Omichannel
Keberadaan Agen BRILink sangat mendukung kinerja BRI. Apalagi penguasaan pasar mikro, kecil dan menengah sangat determinan, seiring bergabungnya PNM dan Pegadaian. Potensi-potensi sekecil apapun di Masyarakat, terutama untuk memperluas Agen BRILInk pasti dalam pantauan radar manajemen BRI.
Penambahan Agen BRILink, terutama di komunitas patutlah menjadi pertimbangan khusus. Apalagi, ceruk komunitas di Indonesia sangatlah besar, dengan beragam macamnya. Bisa dilihat, bagaimana kompetitor sudah melakukan penetrasi ke organisasi Pramuka. Jadi, tidak salah bila BRI pun memastikan komunitas seperti ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Banser, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Mahasiswa Katolik (IMKA), komunitas motor, komunitas sosial, komunitas religi, komunitas ekosistem lingkungan, komunitas hewan, komunitas minat dan hobi, komunitas kearifan lokal, komunitas penelitian, kelompok petani, nelayan, kelompok lain, serta masyarakat luas menjadi bagian dari entitas BRI.
Konsultan dari Strategy Cita Semesta (Coaching, Training, and Consulting) Jakarta Dr Ridwan Mahmudi mengatakan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) belum seluruhnya mendapat dukungan dari pemerintah dan perbankan. Jumlah pelaku UMKM, terutama di daerah. Sebenarnya, jumlah pelaku UMKM terus berkembang. Demikian juga bisnisnya, banyak yang bankable dari sebelumnya unbankable.
Para pelaku UMKM, lanjut CEO Strategy Cita Semesta Jakarta ini, banyak yang melakukan perubahan mindset, dengan membentuk organisasi atau komunitas, di mana antarmereka saling membantu, sharing pengetahuan dan pengalaman, termasuk berusaha mendekati pemerintah, dalam hal ini dinas yang menaungi mereka, atau mencoba mengakses ke perbankan, minimal jalur corporate social responsibility alias CSR-nya. Jadi tidak heran, banyak lembaga keuangan semacam fintech, pinjol, atau koperasi illegal, mencoba mendekati mereka.
Selain itu, bagi perbankan semacam BRI, tentu juga saatnya menerapkan sistem Omichannel secara massif, mengingat keberadaan SDM mereka yang sangat besar dan sampai ke pelosok.
Dikatakan Ridwan, bagi perusahaan sebenarnya Omichannel bisa dianggap ‘meringankan’ tugas manajemen dalam proses STP atau segmentize, targeting, dan positioning. “Omichannel juga membantu menemukan media promosi dan channel distribusi yang terbaik,” tegas Coach Ridwan, sapaan akrabnya.
Ridwan mengibaratkan, saat bermain sepak bola, Omichannel seperti Total Football-nya Belanda, di mana semua pemain berperan mencetak gol. Pada sistem Omichannel, semua channel dipakai agar pelanggan memiliki pengalaman yang berbeda.
“Penerapan Omichannel memungkinkan bisnis menyatukan berbagai saluran bisnis dalam satu platform terpadu. Tentu saja, ini akan memudahkan mereka mengelola dan memantau seluruh aktivitas bisnis dari setiap saluran hanya dari satu dashboard. Kemampuan Omichannel tersebut bisa menghemat waktu tim sekaligus meningkatkan produktivitas bisnis. Semua interaksi pelanggan juga tersinkronisasi secara otomatis. Jadi, tidak ada lagi permintaan pelanggan yang terabaikan,” tegas Ridwan, yang dikenal aktif membantu pelaku UMKM naik kelas tersebut.
Seiring perkembangan teknologi dan transparansi digital, banyak Perusahaan menggunakan saluran berbeda dalam menjangkau pelanggan. Memang, banyaknya saluran kerap seringkali membuat repot pengelolanya. Di sisi lain, Perusahaan yang menyadari bahwa mereka membutuhkan Omichannel, tentu bakal mempersiapkan diri lebih dini. Bagaimanapun Omichannel merupakan strategi bisnis dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menghubungkan berbagai saluran penjualan dalam satu sistem. Strategi pendekatan bisnis ini merupakan pengembangan dari metode penjualan multichannel.
Dalam banyak hal, Omichannel bertujuan menjangkau lebih banyak pelanggan. Pendekatan Omichannel tidak hanya berfokus pada pengalaman pelanggan yang positif, tetapi juga konsistensi program dan keselarasan layanan di setiap saluran. Saluran tersebut mencakup situs web, aplikasi seluler, email, media sosial, dan toko fisik.
“Bagi perusahaan, sistem Omichannel akan membantu menjaring calon pembeli. Namun, untuk pelaku usaha lain, bisa jadi Omichannel sangat menyulitkan, karena membutuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM), sistem, dan pendukung lain,” kata Coach Ridwan mengingatkan.
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta Amin Al Adib, S.Psi., M.Psi. mengatakan, memang dalam membidik pasar komunitas memiliki potensi besar. Namun Adib mengingatkan, bahwa sekelompok orang atau dalam sebuah komunitas, peran tokoh atau teman yang dipercayai itu memiliki peran pesan sentral. Ia menyebut, dalam menjalankan bisnis perbankan, ada beberapa prinsip yang dipegang. Yakni, kredibilitas (dapat dipercaya), reliabilitas (dapat dihandalkan), integritas atau ada kesesuaian antara apa yang dikatakan dan dilakukan alias ada konsistensi.
Itu dari sisi pelaku perbankan. Sedangkan dari sisi lain, yakni nasabah, tentu saja selain mempercayai bank yang dipilih, bagi generasi muda, mereka memilih berdasar pada seseorang atau tokoh yang menjadi rujukan atau idolanya.
“Pada sebagian besar orang, terutama anak muda, sangat dipengaruhi oleh aspek peer support atau teman sebaya yang mendukungnya. Ini berlaku buat banyak hal, termasuk memilih bank yang dipilih,” ungkap Pakar Psikologi Sosial dari UP 45 Yogyakarta ini.
Adib membeberkan penelitian dari Berndt (1999), di mana diperlihatkan perkembangan individu akan terbantu bila anak memiliki teman yang secara sosial terampil dan bersifat suportif. Karena itu, pentingnya teman sebaya bagi temaja antara lain tampak dalam konformitas remaja terhadap kelompok sebayanya, konformitas terhadap teman sebaya dapat berdampak positif dan negatif.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) Hanan Wihasto SE MM melihat bahwa Upaya perbankan masuk ke komunitas tentu merupakan strategi yang dipilih berdasarkan alasan kuat, termasuk sudah melakukan penelitian sebelumnya. Mantan kepala BTN Syariah Yogyakarta itu mengingatkan untuk terus melakukan literasi dan penetrasi pasar, mengingat komunitas merupakan segmen khusus. Menurut Hanan, segmen khusus tentu diperlukan treatment khusus. Karenanya pihaknya dari akademisi siap bekerja sama dengan perbankan, terutama BRI untuk memaksimalkan hasil dari strategi yang dipilih BRI, termasuk strategi omnichannel yang tengah naik daun tersebut.
Baginya, pemilihan bank, termasuk memanfaatkan aplikasi yang dimilikinya, seperti Agen BRILink haruslah dijadikan sebagai life style bagi masyarakat. Proses ini tentu diperlukan literasi yang berkesinambungan dan pada ujungnya menjadikan bagian dari kehidupan Masyarakat. Semoga (Heru Setiyaka)