YOGYAKARTA – Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar prosesi wisuda periode Desember di GOR UNY. Pada wisuda kali ini, Fani Fatmawati berhasil meraih indeks prestasi tertinggi untuk jenjang S1 yaitu 3,94.

Menurut Fani, dirinya diterima di Kampus UNY merupakan capaian besar, karena tidak mudah masuk ke kampus pendidikan tersebut.

“Saya yang di SMA pada jurusan IPA, harus berjuang melawan arus, berjuang menguasai Ilmu Sosial dalam waktu singkat demi bisa lolos menjadi mahasiswa PGSD FIP UNY,” ungkap anak kedua pasangan Sutardi, seorang karyawan swasta dan Hartini, seorang pedagang di Pasar Godean tersebut, Minggu (4/12/2022).

Fani meneruskan, dirinya sempat gagal masuk melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Namun, dengan ikhtiar dan doa, Fani berhasil masuk melalui jalur Seleksi Mandiri.

Gadis kelahiran Kulon Progo, tanggal 18 Desember 1999 tersebut mengaku, ia memang seorang pemimpi, dan terbiasa menuliskan mimpi-mimpinya pada sebuah kertas yang tertempel di sudut ruang belajar. Beruntungnya dan semua itu disyukuri Fani,  beberapa dari mimpi-mimpinya lambat laun bisa terwujud. Salah satunya berada di bangku kuliah, dan mendapatkan beasiswa PPA.

Sementara itu, ibu kandung Fani, yakni Hartini bersyukur, anak perempuannya bisa menyelesaikan pendidikannya di UNY.

“Kami sebagai orang tua selalu memberikan dukungan penuh. Harapannya semoga Fani selalu rendah hati, menjadi orang yang bermanfaat, dan ilmu yang diperolehnya menjadi berkah,” kata Hartini.

Warga Klebakan, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo tersebut menambahkan, selama kuliah di PGSD UNY, ia berusaha belajar dengan tekun, banyak membaca buku-buku referensi terkait materi kuliah, banyak mencatat poin-poin penting yang didapat saat perkuliahan, mengerjakan tugas kuliah dengan maksimal dan sebaik-baiknya, serta tidak malu bertanya kepada dosen ataupun teman ketika belum paham materi. Softskill juga dilatih dengan mengikuti organisasi dan beberapa kegiatan yang diadakan beberapa organisasi mahasiswa yang ada di UNY Kampus Wates. Salah satunya di UKKI Al-Mujaddid.

“Motivasi untuk terus belajar, terus memperbaiki diri, terus bekerja keras diiringi dengan doa untuk mencapai kesuksesan merupakan teladan dari orang tua yang diajarkan kepada saya,” ungkap Fani.

Diakui Fani, kedua orang tuanya tidak pernah lelah menghidupi keluarga dan berjuang menyekolahkan dia setinggi-tingginya. “Membanggakan kedua orang tua merupakan impian terbesar saya yang senantiasa saya jadikan sebagai motivasi dalam belajar dan berkarya,” katanya.

Ke depannya, Fani ingin terus belajar sembari berusaha menerapkan ilmu yang didapat. “Belajar untuk terjun di dunia pendidikan, belajar menjadi seorang guru SD yang baik, belajar melalui PPG maupun studi lanjut, dan lain sebagainya” papar Fani.

Alumni SMAN 1 Pengasih ini akan terus berusaha dan berdoa untuk bisa menjemput mimpinya satu persatu.(redaksi)