Jangan Khawatir, Dimensia Bisa Diobati dengan BPJS Kesehatan

YOGYAKARTA – Demensia (pikun) merupakan sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Di Indonesia, pada tahun 2015, terdata 1,2 juta orang mengidap demensia. Jumlah tersebut diprediksi akan bertambah dua kali lipat pada 2030.
“Pikun berbeda dengan lupa. Karena pikun merupakan penurunan fungsi kognitif disertai gangguan aktivitas keseharian. Sedangkan lupa merupakan gangguan pemusatan perhatian sementara,” kata Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon saat acara Ngopi Banter (Ngobrol Pagi Bareng Dokter) di Kelurahan Wonokerto, akhir pekan lalu (5/2/2023).
Lebih lanjut, dokter spesialis saraf RS Bethesda Yogyakarta tersebut memaparkan, orang yang pikun biasanya sering lupa nama orang yang sering bertemu dan kemampuan bicaranya terganggu. “Kalau seringkali kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara disebut lupa,” tegasnya.
Adapun gejala umum pikun, di antaranya sering hilang ingatan, sulit melakukan kegiatan harian, sering bingung, sulit menentukan kata dan angka, serta sering berubah suasana hati atau perilakunya.
Menurut Pengajar S2 FKKMK UGM dan FK UKDW Yogyakarta ini, risiko pikun bisa dipicu kolesterol tinggi atau merokok. Selain itu, mereka juga perlu menjaga body mass index agar tetap ideal.
Alumni Program Doktor Fakultas Kedokteran UGM ini melanjutkan, cara mencegah demensia adalah melakukan kegiatan yang merangsang fungsi otak, mengembangkan hobi dan kegiatan bermanfaat, aktivitas teratur sesuai kemampuan, melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan, serta banyak mengkonsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah dan ikan.
Dokter Pinzon juga menyarankan agar memberi pengobatan bagi penderita demensia, karena pikun bisa diobati dengan obat dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Laporan keluarga juga bisa mendeteksi dini kepikunan. Jangan lupa membuat rujukan dari Puskesmas setempat,” kata Pinzon menyarankan.
Sementara itu, Lurah Wonokerto Riyanto Sulistyo Budi SE berharap, kegiatan tersebut bisa memberi manfaat bagi semua masyarakat. Terutama pengetahuan tentang kesehatan. “Selain talkshow tentang kepikunan, juga diadakan aksi donor darah bekerja sama dengan PMI Kabupaten Bantul,” papar Riyanto.
Donor darah menyasar anggota Karang Taruna dengan harapan bisa menyadarkan diri untuk saling memberi. Talkshow tentang kepikunan tersebut mengambil tema ‘Sudah Pikunkah Aku’.
Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Wonokerto Any Ariyanti berkeinginan agar ilmu yang diperoleh bisa dibagikan pada kader masing-masing wilayah. Kegiatan Ngopi Banter ini diselenggarakan PKK Kelurahan Wonokerto bekerja sama dengan JogjaKLanese Community.
Ketua JogjaKLanese Community Limawan Nugroho menegaskan, acara tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun komunitasnya yang ke-12. “Kami mengambil tema hidup seputarku untuk mengejawantahkan apa yang bisa kami perbuat untuk masyarakat,” ungkap Limawan.
Untuk diketahui, JogjaKLanese Community merupakan komunitas yang mewadahi penggemar musik KLa Project yang telah eksis selama lebih dari satu dasawarsa.
Salah satu peserta, Rina Ifanti mengaku senang dengan adanya takshow tentang kepikunan tersebut. Menurutnya, infomasi yang diperoleh sangat bermanfaat bagi masyarakat yang sehari-harinya menghadapi masalah demensia. Ia berharap, kegiatan tersebut bisa ditindaklanjuti dengan talkshow lain dengan materi berbeda-beda. Kegiatan talkshow membahas demensia diikuti 62 ibu-ibu PKK Kalurahan Wonokerto dan donor darah diikuti lebih dari 40 orang warga setempat, mahasiswa KKN, dan panitia kegiatan.(redaksi)