YOGYAKARTA –Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkomitmen melaksanakan dakwah kesehatan di berbagai sektor untuk mendukung transformasi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. Salah satu ikhtiar yang dilakukan adalah membuka Fakultas Kedokteran, selain program Pascasarjana.

Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah mengatakan, komitmen ‘Aisyiyah dalam melaksanakan dakwah kesehatan di berbagai sektor sudah dilakukan sejak berdiri 32 tahun lalu.

“Beberapa hal yang sudah dilakukan dan akan terus dilakukan adalah mendirikan Program Studi Bidang Ilmu Kesehatan. Alhamdulillah, ‘Aisyiyah sudah memiliki tiga UNISA dan tujuh perguruan tinggi yang sudah menghasilkan alumni yang berdiaspora ke seluruh negeri dan banyak berkiprah di banyak tempat di tanah air,” kata Salmah Orbaniyah, Senin (7/8/2023).

Salmah melanjutkan, semakin banyak lagi lulusan tenaga kesehatan termasuk dokter dari Universitas ‘Aisyiyah bakal menambah jumlah dokter di Indonesia. Menurutnya, sesungguhnya jumlah dokter di Indonesia masih sangat kurang.

“Pergerakan ’Aisyiyah Muhammadiyah bisa betul-betul mendukung kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan masyarakat,” imbuh Salmah.

Sementara itu, Rektor UNISA Yogyakarta Warsiti mengatakan, UNISA Yogyakarta bertransformasi dan berkembang menjadi pendidikan tinggi kesehatan sejak 32 tahun yang lalu dan pada tahun 2015 menduduki sebagai sekolah tinggi kesehatan terbaik di Indonesia.

“UNISA Yogyakarta adalah satu dari 10 Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah, di mana UNISA Yogyakarta merupakan perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang didirikan ‘Aisyiyah,” terang Warsiti.

Ditambahkan Warsiti, kiprah UNISA Yogyakarta tidak bisa lepad dari kiprah ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan besar yang menunjukkan karya nyata dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat.

“Hadirnya UNISA Yogyakarta merupakan bentuk penegasan Pergerakan ‘Aisyiyah dalam berkontribusi pada penyelesaian persoalan bangsa dengan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan tinggi,” jelasnya.

Upaya berkontribusi bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dilakukan UNISA Yogyakarta. “Kami terus berihtiar dalam berbagai program pengembangan, baik melalui kelembagaan maupun SDM-nya. Saat ini, kami juga berikhtiar membuka Fakultas Kedokteran selain program Pascasarjana,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, Kementerian Kesehatan tengah melakukan transformasi kesehatan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dokter untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia.

“Saat ini, jumlah dokter umum di Indonesia sebanyak 144 ribu orang dan dibutuhkan 172 ribu orang. Dengan jumlah lulusan dokter 12.000 setiap tahun, kalau kita tidak melakukan transformasi kesehatan di bidang SDM, maka butuh waktu 10-12 tahun untuk mencukupi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia,” katanya.

Upaya yang ditempuh Kemenkes dalam meningkatkan ketersediaan dokter adalah menyiapkan 2.500 beasiswa pendidikan bagi tenaga kesehatan. Tahun 2022, ada 1.000 beasiswa dan baru tercapai 600 beasiswa.

Dante meneruskan, ‘Aisyiyah juga boleh mengajukan LPDP dan tinggal digunakan, sehingga bisa mendidik tenaga spesialis atau alih jenjang yang lebih tinggi.

“Transformasi kesehatan ini tidak mampu diselesaikan Kemenkes saja. Jadi, perlu lintas sektor, Kementerian dan lembaga terkait, LSM, dan sektor swasta, termasuk ‘Aisyiyah yang merupakan satu organisasi dan gerakan perempuan dalam mewujudkan transformasi kesehatan di berbagai bidang,” pungkasnya.(Sekarlangit)