Gubernur DIY Wajibkan Direksi PT AMI Tingkatkan Laba dan PAD DIY

YOGYAKARTA – Total aset PT. Anindya Mitra Internasional (AMI) pada 2022 mencapai Rp 55,26 miliar. Adapun laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,57 miliar. Jumlah tersebut menjadi tantangan bagi dewan direksi baru PT AMI periode 2023 – 2028 yang baru dilantik Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. mereka ditantang bisa meningkatkan laba bersih dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DIY.
Salah satu BUMD milik Pemda DIY ini memiliki dewan direksi baru sebagai bentuk Organizational Recharge. Berdasarkan SK Gub. No. 369/KEP/2023, Priyatno Bambang Hernowo menduduki posisi Direktur Utama, TM. Fuad Hassan sebagai Direktur Keuangan, dan Suryo Albar sebagai Direktur Operasional.
Mereka dipilih berdasarkan fit and proper test, melalui pencermatan dari aspek-aspek profesionalisme dan kompetensi, serta penjabaran visi-misi ke dalam strategic planning dan langkah-langkah operasional
Sri Sultan mengatakan, dewan direksi PT AMI yang menjabat melalui lelang terbuka tersebut diharapkan mampu meningkatkan nilai laba. Peningkatan laba tersebut, bisa diupayakan dengan optimalisasi berbagai aset yang dimiliki PT. AMI. Antara lain, Hotel Jogja Loman (Ex Prime Plaza), sebagian Hotel Maliabara, Kawasan Telogo Putri, Taman Bermain Kaliurang, villa-villa di Kaliurang, ex-Sagan Resto, Bangunan Mirota Batik, dan beberapa aset tanah atau bangunan gedung lainnya.
“Jajaran Direksi diharapkan bisa meningkatkan diversifikasi produk, meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan, meningkatkan kemampuan pemasaran, serta upaya lain yang sekiranya diperlukan untuk menjaga kesehatan ekonomi PT AMI,” kata Sri Sultan di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (09/11/2023).
Untuk itu, pasca pelantikan tersebut, Sri Sultan mengharuskan jajaran direksi bergerak cepat untuk merumuskan tata hubungan kerja organ perseroan, menyusun rencana bisnis, menyusun rencana kerja perusahaan dan mempersiapkan kerja sama dengan mitra-mitra potensialnya. Semua itu, harus mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Hal ini perlu dilakukan, mengingat PT AMI yang merupakan BUMD Pemda DIY yang sejak 1987 menjadi gabungan beberapa perusahaan daerah. Unit bisnis PT AMI meliputi realty, transportasi, pariwisata, percetakan, air minum, dan pertambangan.
Tentunya, kesemuanya tersebut merupakan ujung tombak pelayanan pada kebutuhan primer masyarakat.
Usai dilantik, Priyatno menjabarkan, sesuai arahan Sri Sultan, ia dan tim berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada warga DIY. Selain itu, alam sisi ekonomi, bisa pula meningkatkan PAD.
Menurutnya, dengan masuknya dewan direksi baru tersebut, PT AMI memiliki capacity development internal untuk meningkatkan performanya.
“Kami akan menjalankan pesan-pesan beliau (Sri Sultan), sehingga korporasi ini akan lebih baik lagi dalam hal kinerjanya. Kinerja yang utama adalah pelayanan, kemudian aspek bisnisnya, sisi laba, sisi aset dan PAD,” papar Priyatno.
Saat disinggung soal operasional Trans Jogja, Priyatna mengatakan, unit tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Trans Jogja berupaya memberikan layanan transportasi sebaik-baiknya, dengan 128 armada.
“Dari sisi operasional kami harus meningkatkan kinerja dari Trans Jogja, sehingga ultimate-nya adalah load factornya akan naik,” ungkap Priyatna.
Soal kemungkinan menambah rute terkait dengan Sumbu FIlosofi, Priyatna mengaku belum menemukan urgensi akan hal tersebut. Apalagi mengingat armada saat ini masih belum memungkinkan menambah rute.
“Armada saat ini kami pakai yang lama, jadi masih ada sekitar 7 tahu. Dari sisi maintenance-nya harus lebih baik agar kinerjanya bisa tetap maksimal. Itu dulu yang kami dahulukan,” tutup Priyatna.(Sekarlangit)