Selain Right Issue, Bank BJB juga Terbitkan Obligasi Subordinasi Rp 1 Triliun
JAKARTA – Animo besar datang dari investor terkait right issue PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Bank PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Yuddy Renaldi soal proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (HMETD) pada bank milik Pemda Jawa Barat dan Banten tersebut. Menurut Yudi, pada hari pertama perdagangan HMETD, minat investor sangat baik. Dari total target yang ditetapkan telah lebih dari 75% diserap pemegang saham.
“Hal ini semakin meningkatkan optimisme penyerapan right issue kami dengan target Rp 924,99 miliar. Mengingat masa perdagangan masih panjang sampai tgl 16 maret 2022,” kata Yuddy, dalam keterangan tertulis, Selasa (15/03/2022).
Di tahun 2022, imbuh Yuddy, selain right issue, Bank BJB juga bakal menerbitkan kembali obligasi subordinasi maksimal senilai Rp 1 triliun.
Di sisi lain, bankir menilai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 12/2021 mempermudah perbankan dalam mengembangkan bisnis, melalui transformasi dan akselerasi digitalisasi, maupun sinergi perbankan yang bisa meningkatkan efisiensi.
“POJK 12 ini mempermudah perbankan dalam mengembangkan bisnis. Baik untuk melakukan transformasi dan akselerasi digitalisasi maupun sinergi perbankan yang bisa meningkatkan efisiensi bagi operasional perbankan,” papar Yuddy.
Yuddy menambahkan, Bank BJB terbuka untuk kolaborasi, tidak terbatas pada satu bank saja, tidak menutup kemungkinan bank yang dipimpinnya akan bersinergi dengan BPD lain dalam waktu dekat.
“Sinergi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak. Jadi dalam kerangka pengembangan bisnis Bersama-sama,” katanya.
Sejauh ini, Bank BJB siap bersinergi dan kolaborasi dengan BPD lain di Indonesia dengan semangat meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan pemerintah daerah. “Kolaborasi Bank BJB dengan BPD lain di Indonesia bertujuan untuk kemajuan bersama serta saling menguntungkan. Kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD serta melakukan inovasi dan bertransformasi agar bisa bersaing di industri perbankan,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, sejumlah BPD secara terbuka menyatakan tertarik bersinergi dengan Bank BJB. Di antaranya, kerja sama dalam pemanfaatan teknologi perbankan. “Pasca terbitnya POJK, banyak BPD melirik terbangunnya kelompok usaha bersama (KUB). Bank BJB siap menjadi motor penggerak terbentuknya holding BPD pada masa akan datang,” tegas Yuddy.
Dengan sinergi antar-BPD tersebut, bakal memberikan keuntungan lebih besar. Seperti dari sisi kemampuan pembiayaan akan meningkat. Apalagi Bank BJB dengan modal yang jauh lebih besar akan mampu menyerap kebutuhan kredit dengan nilai yang lebih besar.(redaksi)