Diskusi dan Angkringan Sastra digelar di Pendopo Sekretariat Sastra Mbeling kampung Dolahan Kotagede.

Ajak Hidupkan Lagi Sastra Mbeling Kotagedhe

Seputar Jogjakarta

Didukung Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Hadirkan Diskusi dan Angkringan Sastra 

YOGYAKARTA – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Seksi Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta mengadakan Diskusi dan Angkringan Sastra di Pendopo Sekretariat Sastra Mbeling, Kampung Dolahan Kotagede, pekan lalu (17/3/2023). Pada kesempatan tersebut, ratusan penikmat sastra hadir meramaikan acara  yang membahas sastra.

Malam yang berselimut mendung semakin membawa  kedekatan sastrawan beda generasi yang berbaur menampilkan aksi monolog, baca puisi, dan juga diskusi. Suasana akrab juga terasa tatkala penikmat sastra dari berbagai latar belakang, warga setempat, mahasiswa sastra, bahkan turis mancanegara duduk bersila di atas tikar sembari wedangan, menikmati menu angkringan.

Baca juga :  Dinas Pariwisata Sleman Latih 100 Pengelola Obyek dan Daya Tarik Wisata

Panggung sastra bernuansa etnik tradisional Jawa, berupa pendopo limasan yang berhias ornamen unik dan apik mencirikan Kotagede di masa lalu.

Sastrawan muda Noorty Ida Ayuningrum membacakan puisi karya Emha Ainun Nadjib berudul 99 Untuk Tuhanku. Sementara, Achika Afriyati membaca karyanya sendiri berjudul Bhineka Tunggal Ika, serta  FX. Joko Sarwono membaca Geguritan berjudul Bebadra, Angin, Kidung Mawar.

Hadir dan ikut menampilkan pesonanya dalam pertunjukan Sastra Ngudarasa. Dua karya sastra ngudarasa Mustofa W Hasyim berjudul Ki Ageng Miskin dibawakan Puji Widodo dan Telunjuk Sunan Kalijaga oleh Tegar Imani. Penampilan ini sangat memukau penikmat sastra yang hadir.

Tokoh masyarakat Kotagede Heniy Astiyanto mengatakan, Sastra Mbeling merupakan paguyuban seni sastra yang didirikan pada 2015 oleh almarhum Brisman HS dan Aris Purwoko. Saat ini, dimotori Erwito Wibowo dan Mustofa W Hasyim.

“Kita berkesenian di Kotagede yang rasa budayanya sangat melekat. Terimakasih kepada Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang telah memfasilitasi agenda ini,” ungkap Heniy.

Sedangkan diskusi sastra menghadirkan narasumber Achmad Charis Zubair, Erwito Wibowo, dan Mustofa W Hasyim, dengan moderator Dinar Setiawan.

Pada kesempatan tersebut, Achmad Charis Zubair menyampaikan pengalaman bersastra di Kotagede. Sebagai pelaku sastra bersama komunitas sastra yang tumbuh di kampung Kotagede, ia menjadi saksi aktivitas sastra yang berbaur dengan warga sejak lama.

Menurut Achmad Charis, lingkungan sosial budaya di Kotagede mendukung tumbuhnya ekosistem sastra. Dulu, ungkap Achmad Charis, di Kotagede pada tahun 1930-an ada toko buku SN 26 dan toko buku Merpati. Kemudian diikuti hadirnya perpustakaan Pemuda Muhammadiyah dan perpustakaan Apik, juga pendopo-pendopo warga yang menjadi tempat aktivitas sastra.

Hingga tahun 1970-an, sastrawan besar seperti Linus Suryadi AG, Umbu Landu Paranggi, Emha Ainun Najib, Darwis Khudori, Slamet Kuntohaditomo,  hingga Mustofa W Hasyim tercatat sejarah telah berproses kreatif sastra di Kotagede.

Achmad Charis melanjutkan, sastra merupakan ekspresi seni budaya yang luar biasa. Orang bersastra memiliki kemampuan mengkomunikasikan bahasa simbolik.

Sementara itu, Erwito Wibowo bertutur, kedatangan tokoh sastra di masa lalu ke Kotagede berpengaruh pada ketertarikan generasi muda pada sastra. Maraknya lomba-lomba sastra membawa pengaruh baik dengan munculnya generasi sastrawan hasil lomba.

“Gelora sastra anak muda di Kotagede perlu ditumbuhkan lagi. Sastra Mbeling memfasilitasi hal ini melalui kegiatan jagongan seni, pelatihan penulisan sastra, dan juga pertunjukan. Melalui agenda ini, dunia sastra juga didekatkan dengan masyarakat oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta,” imbuhnya.

Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Ismawati Retno mengatakan, pihaknya memiliki semangat yang besar menggelorakan lagi geliat sastra di penjuru Kota Yogyakarta. Agenda sastra dirancang pada tahun 2023 ini, agar aktivitas sastra semakin menyentuh banyak warga kota. “Harapannya Yogyakarta kembali menyandang identitas sebagai Ibu Kota Sastra,” pungkasnya.(redaksi)

aksi monolog baca puisi Dinas Kebudayaan diskusi Diskusi dan Angkringan Sastra Kampung Dolahan Kotagede Kota Yogyakarta Kundha Kabudayan Pendopo Sekretariat Sastra Mbeling sastra Seksi Bahasa dan Sastra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts